Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendukung Jokowi Blak-blakan Lagi, Ada Agenda Licik Pas Demo PPKM, Jokowi Dirongrong Mundur!

        Pendukung Jokowi Blak-blakan Lagi, Ada Agenda Licik Pas Demo PPKM, Jokowi Dirongrong Mundur! Kredit Foto: Instagram Denny Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pegiat media sosial Denny Siregar mengungkap ada kelompok yang telah menyiapkan rencana licik untuk menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di masa pandemi.

        Hal tersebut diungkapkan melalui akun Facebooknya, Kamis (22/7/2021) kemarin. Baca Juga: Sempat Hujani Jokowi dengan Kritik Keras, Nggak Nyangka! Sekarang Denny Siregar Cuit Begini..

        Berikut catatan lengkap loyalis Presiden Jokowi tersebut:

        HATI-HATI, MEREKA MULAI MAINKAN DEMO LAGI..

        Baca Juga: Yang Diposting UAS Sakit Hingga Tulis Wasiat, Kirain Denny Doain Ustad Somad, Tahunya Enggak

        Saya sudah mendengar desas desus untuk menurunkan Jokowi disaat pandemi ini, sudah lama..

        Sejak awal pandemi dan mereka memaksa lockdown, saya sudah memprediksi bahwa seruan lockdown itu hanya jebakan saja. 

        Lockdown akan membuat ekonomi kita terjerat dan yang kena dampak langsungnya adalah rakyat kecil. Dan rakyat kecil yang lapar ini akan digerakkan untuk melakukan demo besar yang ujungnya adalah keributan. 

        Pemaksaan lockdown itu bukan karena mereka perduli kesehatan. Bukan. Tapi hanya strategi utk bisa memainkan langkah politiknya. 

        Mereka tau, kalau masalah banyak yang mati kena Covid, rakyat tidak akan bisa diajak bergerak. Tapi kalau sudah urusan perut, hmm.. sulut saja apinya. Kebakar semua.

        Catat aja, partai mana yang diawal-awal sibuk dengan teriakan lockdown. Itulah ularnya..Dan disaat PPKM darurat ini, mereka mulai lagi memainkan genderangnya. 

        Ramai ajakan untuk turun ke jalan menolak PPKM darurat. Mereka nanti akan menyamar jadi mahasiswa, driver ojol, jadi pedagang kaki lima, jadi rakyat kecil yang lapar dan butuh makan. Tapi mereka itu sebenarnya adalah gabungan dari HTI, FPI, oposisi dan pengangguran yang suka keributan karena dibayar seperti kelompok Anarko.

        Perhatikan pola mereka. Demonya akan berlangsung di Jakarta. Tapi pesertanya biasanya bukan orang Jakarta, tapi orang yang dimobilisasi dari kantung-kantung radikalis di daerah Jabar.Jadi hati2 para pedagang kecil, jangan mau dimanfaatkan nama kalian oleh mereka. PPKM akan dilonggarkan tanggal 26 Juli nanti, dan sudah bisa gerak mencari uang lagi meski belum sesempurna waktu belum ada pandemi.

        Sebarkan berita ini kepada orang terdekat, di wa grup keluarga,  supaya jangan mau diprovokasi untuk turun ke jalan menolak perpanjangan PPKM darurat. 

        Percayalah, dibalik demo penolakan itu, mereka sudah menyiapkan agenda licik yang sebenarnya, yaitu "Turunkan Jokowi.."

        Seruput kopinya..

        Diketahui sebelumnya, Ratusan orang menggelar aksi demonstrasi menolak penerapan PPKM darurat di Kota Bandung, Rabu (21/7).

        Baca Juga: Hahaha... Aksi Ngamuk-Ngamuk Mas Anies Diketawain Denny Siregar, Biar Kelihatan Kerja, Eh...

        Dalam aksi yang berlangsung di depan Balai Kota Bandung itu, mereka menilai pemberlakuan PPKM yang dilakukan mulai dari pusat hingga daerah dianggap tidak berdampak terhadap pengendalian Covid-19 dan malah menyengsarakan masyarakat.

        Pasca aksi, 150 orang diamankan oleh pihak kepolisian. Setelah dilakukan swab test, tiga orang peserta aksi dinyatakan reaktif Covid-19.

        Adapun menurut Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna, aksi unjuk rasa menolak PPKM di Bandung tersebut telah ditunggangi oleh pihak tertentu.

        "Adapun mahasiswa yang tadi melakukan unjuk rasa kurang lebih 150 dan itu ditunggangi pihak lain yang akan membuat Kota Bandung tidak kondusif," kata Ulung kepada wartawan, Rabu (21/7).

        Adapun aksi tersebut bermula dari adanya ajakan di media sosial yang dilakukan oleh mahasiswa dan gabungan ojol serta pedagang kaki lima.

        "Kedua, mereka melakukan perusakan di sekitar jalan sehingga ada 60 pot yang dirusak dan akhirnya kami membubarkan mereka agar Kota Bandung kondusif kembali dan jalan bisa dipakai masyarakat umum," kata Ulung.

        "Kenapa kita bubarkan? Karena tidak mematuhi protokol kesehatan tidak memakai masker, berkerumun," ujarnya menambahkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: