Pandemi telah mempercepat adopsi digital banking di kalangan konsumen. Layanan perbankan digital menjadi pilihan yang makin menarik karena risiko penularan Covid-19 bisa diminimalisasi.
Sebaliknya, konsumen makin tidak tertarik bertransaksi di kantor cabang dan di ATM. Temuan riset Inventure-Alvara menunjukkan bahwa 81,2% responden memilih layanan aplikasi digital banking dibanding datang ke ATM. Selain itu, 57,3% makin tidak tertarik datang ke kantor cabang.
Sementara itu, pertumbuhan transaksi berbasis aplikasi digital menggerus transaksi berbasis kartu. Berdasarkan dari riset Inventure-Alvara, maraknya teknologi contactless payment seperti QR code memengaruhi pergeseran ini.
Sebanyak 50,9% responden menyatakan tidak tertarik dengan produk berbasis kartu. Hasil temuan ini juga dikonfirmasi oleh Handayani, Director of Consumer Business BRI dalam acara Indonesia Industri Outlook 2nd Semester 2021. Ia mengatakan bahwa transaksi keuangan digital menanjak naik pada situasi sekarang dan bank makin merambah digital dalam perang layanan infrastruktur.
"Tren transaksi digital ini jika dibandingkan antara 3 bulan terakhir dengan 10 tahun terakhir selama tahun 2015–2019 sebelum pandemi, jumlahnya lebih banyak di 3 bulan terakhir ini. Pergeseran ini jauh lebih cepat dari sebelum pandemi," lanjut Handayani.
Bank BRI sendiri, lanjut dia, juga sudah melakukan banyak peningkatan layanan infrastruktur seperti untuk UMKM salah satunya pasar.id. Transaksi online milik BRI pun sudah digunakan untuk bertransaksi oleh puluhan ribu pasar.
Selain itu, BRI juga melakukan pembinaan dan memberikan pelajaran ke UMKM terkait bagaimana memulai perdagangan berbasis media dan digital payment.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: