Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Heboh Disuruh Diam oleh Luhut, SBY Kirim Doa untuk Pemerintah Lewat Twitter, Isinya Masya Allah...

        Heboh Disuruh Diam oleh Luhut, SBY Kirim Doa untuk Pemerintah Lewat Twitter, Isinya Masya Allah... Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden RI Ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat cuitan di akun Twitter miliknya, kemarin. Cuitan SBY itu, banyak dikomentarin karena muncul di tengah polemik ucapan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta dirinya untuk diam saja. Dalam cuitannya itu, SBY tidak menyinggung-nyinggung permintaan Luhut, melainkan hanya kirim doa untuk pemerintah.

        Dua hari ini, ucapan Luhut saat menjadi bintang tamu di acara Kick Andy, menuai polemik. Acara yang tayang pada Minggu (25/7) malam itu, menghadirikan Luhut sebagai narasumber utama.

        Di awal sesi, Luhut menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan. Namun, di tengah tanya-jawab, Komandan PPKM Level 4 ini tiba-tiba ditanyakan terkait pesan SBY beberapa tahun lalu kepada Luhut soal jangan main ancam-mengancam.

        Baca Juga: Luhut Berani-beraninya Senggol SBY, Demokrat Balas Telak: Jangan Ungkit Masa Lalu! Gak Nyambung!

        Saat itu, Andy F Noya selaku pembawa acara, mempertanyakan apakah Luhut sosok yang temperamental. Luhut pun membantah. “Nggak temperamental, memang gayanya orang Batak gitu,” jawab Luhut.

        Luhut lantas ditanyakan lagi tanggapannya soal anggapan menggunakan ancaman dalam pernyataan-pernyataannya. Luhut mengaku tidak terganggu oleh anggapan itu, sembari menceritakan sikapnya kepada anak buahnya.

        “Saya nggak ada merasa aneh itu. Silakan saja yang ngomong begitu, nggak ada urusan saya. Saya pikir anak buah saya itu senang-senang saja, kok. Apa ada mereka itu nyapa anak buahnya, care sama anak buahnya yang sakit, kan nggak juga. Mungkin jauh, bukan saya mau bilang saya lebih hebat, saya care sama orang banyak. Saya punya foundation yang saya buat 20 tahun lalu sebelum saya jadi apa-apa,” kata Luhut.

        Selanjutnya, Andy mengungkit status SBY yang merupakan junior Luhut saat di militer. Luhut kemudian ditanya etika junior mengkritik senior. Luhut mengaku menghormati sikap SBY karena status sebagai presiden ke-6 RI.

        “Saya nggak keberatan. Saya bilang sama Pak Bambang, ya oke-oke aja lah, hak-hak beliaulah. Tapi saya hanya titip saja pada pemimpin-pemimpin yang sudah selesai eranya, lebih bagus seperti Pak Habibie-lah, semua duduk manis, datang sekali mengkritik,” ujar Luhut.

        “Nggak perlulah kita merasa bahwa yang berkuasa sekarang ini di bawah kita. Mungkin saja Bapak A, Bapak B itu lebih pintar. Tapi, sekarang yang berkuasa, ini, ya sudah,” katanya sembari menegaskan bahwa dia tidak dalam posisi menyerang balik SBY.

        Pernyataan Luhut itu langsung viral dan menuai reaksi dari para kader Demokrat. Di dunia nyata dan dunia maya, banyak pihak yang marah dengan pernyataan Luhut. Namun, ada juga yang menganggap pernyataan Luhut hal yang wajar.

        Di tengah polemik itu, SBY yang selama ini diam, semalam menuliskan cuitan di Twitter. Belakangan ini, SBY memang jarang membuat cuitan di akun Twitter miliknya. Terakhir, SBY membuat cuitan pada 26 April. Isinya, soal duka cita SBY terhadap tragedi tenggelamnya KRI Nanggala-420 yang menewaskan 53 prajurit TNI.

        Cuitan SBY kemarin, bunyinya doa. Cuitan itu juga di-posting langsung oleh SBY. Bukan oleh admin Twitternya. Itu diketahui dari asterisk atau tanda bintang yang dibubuhkan pada akhir cuitan, yang mengapit akronim namanya.

        “Tuhan, seraya gigih berikhtiar, kami tetap memohon kemurahan hati-Mu. Selamatkan negeri kami dan kami semua. Bimbinglah pemerintah kami dan juga kami masyarakat Indonesia agar dapat mengatasi pandemi besar ini. Amin. SBY,” tulisnya, di akun @SBYudhoyono.

        Tidak diketahui secara pasti maksud hati SBY mencuitkan doa itu. Apakah untuk merespons ucapan Luhut yang kepingin meng-Habibie-kan dirinya atau bukan.

        Sementara itu, sejumlah elit parpol menyampaikan pendapatnya soal pernyataan Luhut yang meminta SBY diam. Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid misalnya. Wakil Ketua MPR itu meminta Luhut tidak meng-Habibie-kan SBY. Karena SBY bukan Habibie, begitupun sebaliknya.

        “Enggak perlu ‘di-Habibie-kan’. Toh SBY selama ini juga tetap menjaga kesantunan,” tutur Jazilul, kemarin.

        Ia mengajak Luhut dan SBY mengedepankan persaudaraan, terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Lagi pula keduanya adalah sama-sama jenderal berprestasi. Hanya beda watak, gaya dan perjalanan karirnya saja.”Orang besar saling membesarkan, bukan mengecilkan,” harapnya. “Nggak usah dibikin heboh,” sambung dia.

        Elit PPP juga bersuara. Arsul Sani mengatakan, SBY dan Luhut adalah sama-sama warga senior yang saling memberi masukan. Khususnya kepada yang sedang menjalankan pemerintahan. Sehingga tidak lantas dibanding-bandingkan.

        “Nah generasi yang lebih muda ambil sisi positifnya dari masing-masing mereka dan tidak perlu membanding-bandingkan mana yang lebih baik,” kata Wakil Ketua MPR ini.

        Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan sikapnya membela SBY dan mengkritik balik Luhut. Menurutnya, setiap warga negara punya hak yang sama dalam memberikan kritik kepada kebijakan pemerintah. Apalagi di era demokrasi saat ini.

        Toh ketika SBY berkuasa, sebutnya, juga kerap mendapatkan kritik dari Presiden kelima Megawati Soekarnoputri yang hingga kini masih aktif memimpin partai. Tentu dengan gaya yang berbeda.

        Baca Juga: Tuding Pemerintah Pojokkan SBY, Politisi Demokrat Teriak: Rakyat Bakal Turun ke Jalan...

        “Pak SBY mungkin melihat ada yang keliru dan berusaha memberi masukan. Wajar sekali. Harusnya ditanggapi dengan apresiasi,” kata Fadli seperti dilansir detik.com kemarin.

        Sementara itu, Ketua DPP Nasdem Willy Aditya ogah membandingkan mana lebih baik SBY atau Habibie. Menurutnya, setiap orang punya cara sendiri dalam memberikan kritik. Biasa-biasa saja, tak ada yang perlu dihebohkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: