Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sebut Jakarta Terancam Kelelep, Joe Biden Hidupkan Proyek Ibu Kota Negara Baru

        Sebut Jakarta Terancam Kelelep, Joe Biden Hidupkan Proyek Ibu Kota Negara Baru Kredit Foto: AP Photo/Andrew Harnik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kali ini layak disorot Warga Negara Indonesia (WNI), khususnya bagi orang Jakarta. Kenapa Jakarta? Soalnya, dalam pidatonya itu, Biden menyinggung kemungkinan Jakarta tenggelam dalam 10 tahun ke depan.

        Biden juga bicara pentingnya Indonesia punya ibu kota baru. Omongan Biden ini langsung bikin heboh. Proyek pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur, yang lama tenggelam karena Corona, kini hidup lagi.   

        Baca Juga: Wakil Anies Bantah Joe Biden Soal Perkiraan Jakarta Tenggelam 10 Tahun Mendatang

        Omongan Biden soal Jakarta itu disampaikan saat berpidato di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, Rabu (27/7). Dalam kesempatan itu, Presiden ke-46 AS itu bicara soal ancaman terbesar bagi negara adidaya yang dipimpinnya. Ternyata, ancaman itu bukan China, Rusia, Iran, atau Korea Utara. Hasil analisis Departemen Pertahanan, ancaman terbesar yang dihadapi AS saat ini adalah perubahan iklim. 

        Sekilas terdengar remeh temeh. Tapi, presiden asal Partai Demokrat itu ternyata serius. Kata dia, perubahan iklim menyebabkan es di kutub utara mencair sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut. Akibatnya, ribuan orang bisa kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan kehidupan.

        Dari sana, Biden lalu membicarakan soal prediksi sejumlah ahli yang menyebut Jakarta terus mengalami penurunan permukaan tanah. Kata dia, jika prediksi itu benar, 10 tahun ke depan Jakarta mungkin saja tenggelam. Saat itu, dia juga langsung menyinggung soal pemindahan ibu kota.

        "Apa yang terjadi di Indonesia, jika proyeksinya benar, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya. Karena mereka akan berada di bawah air," kata Biden, seperti dipublikasikan whitehouse.gov, kemarin. 

        Meski omongan Biden soal Jakarta hanya dua kalimat, namun hal itu langsung menghebohkan percakapan linimasa Twitter di Tanah Air. Gara-gara ini juga, omongan soal proyek pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang sedang mati suri, kini hidup lagi. Sebagian warganet menilai, setelah mendengar omongan Biden, keputusan Presiden Jokowi memindahkan ibukota sudah tepat. 

        Saat ini, Pemerintah masih menunggu dasar hukum pembangunan proyek pemindahan ibu kota itu. Rancangan Undang-Undang (RUU) Ibu Kota Negara (IKN) masih dibahas di DPR. Karena hal itu, pembangunan belum bisa dilaksanakan. Lahan untuk membangun ibu kota baru pun belum ada yang dibebaskan.

        Direktur Pengadaan dan Pendanaan Lahan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) Qoswara mengatakan, belum ada kementerian/lembaga (K/L) yang mengusulkan untuk membebaskan lahan di ibu kota baru. "Kalau ditanyakan dana IKN ada nggak, kami belum mendapatkan usulan-usulan tersebut. Jadi, sampai saat ini kita belum tahu apakah nanti akan ada dana untuk IKN atau tidak, karena memang belum ada K/L yang mengusulkan untuk itu," kata Qoswara, dalam bincang bareng DJKN secara virtual, kemarin. 

        Soal kemungkinan Jakarta tenggelam yang disampaikan Biden itu, sebenarnya sudah dipaparkan Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA), 19 Juli lalu. Menurut NASA, Jakarta dan pulau reklamasi menjadi salah satu kota pesisir yang terancam kelelep. Penyebabnya, kenaikan permukaan air laut imbas pemanasan global dan pencairan lapisan es. "Hanya sedikit tempat yang menghadapi potensi itu, salah satunya daerah dengan penduduk 32 juta orang di Jakarta," begitu bunyi laporan seperti tertulis pada laman NASA. 

        Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga sebenarnya sudah lebih dulu mewanti-wanti soal ini. Menurut LIPI, ada dua faktor yang menyebabkan Jakarta tenggelam, yaitu kenaikan air laut global dan penurunan permukaan tanah akibat penyedotan air tanah. LIPI memprediksi, permukaan laut pada 2050 dan 2100 akan naik 25 cm hingga 50 cm. Kenaikan permukaan laut akan mengancam warga kawasan pesisir di Indonesia, seperti Jakarta, Semarang, dan Demak. 

        Menanggapi analisa itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria santai saja. Kata dia, Pemprov DKI sudah memiliki tim ahli yang dapat membuat Jakarta terhindar dari prediksi tersebut.

        "Silakan saja, semua ahli boleh berpendapat. Kita juga punya ahli-ahli yang coba juga memberikan data fakta konsep tentang Jakarta ke depan yang lebih baik," kata Riza. Politisi Gerindra itu memastikan, pihaknya akan menjadikan Jakarta kota yang bersih, yang rapi, aman, indah, menarik dan tentu tidak tenggelam. 

        Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menyatakan, yang disampaikan Biden sebenarnya barang lama. Sejumlah kajian menyebut penurunan tanah di Jakarta 11 cm per tahun. Pemprov DKI pun sudah mengantisipasi ini sejak lama. Misalnya, dengan membangun tanggul di pesisir Jakarta.

        Meski ada ancaman penurunan tanah, menurut Yayat, pemindahan ibu kota bukan solusi. Ada solusi lain yang bisa dilakukan agar Jakarta tak tenggelam. Salah satunya proyek tanggul besar pesisir laut atau Giant Sea Wall. "Great Sea Wall sudah masuk rencana, tinggal saat ini kita punya anggaran cukup atau tidak," ujarnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: