Sengit di Medan Perang Taliban, PBB Pertanyakan Afghanistan dan Seisinya
PBB mencemaskan perkembangan situasi di Lashkar Gah, Afghanistan. Saat ini, wilayah tersebut tengah menjadi medan pertempuran antara pasukan Afghanistan dan kelompok Taliban.
"Kami sangat prihatin dengan keselamatan dan perlindungan orang-orang di Lashkar Gah, di selatan, di mana puluhan ribu orang bisa terjebak oleh pertempuran itu," kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric pada Rabu (4/8/2019).
Baca Juga: Taliban Digempur dari Udara, Amerika dan Afghanistan Kompak Kepung di Wilayah Selatan
Dia juga mengkhawatirkan terjadinya pertempuran di Helmand dan Kandahar. Dujarric menyebut, terdapat laporan mengenai peningkatan korban sipil akibat pertempuran di kedua wilayah itu. Fasilitas seperti rumah sakit dilaporkan pula turut terimbas.
Dujarric mengungkapkan, sejak awal tahun ini, hampir 360 ribu warga Afghanistan terpaksa mengungsi akibat konflik. “Sekitar lima juta orang telah mengungsi sejak 2012,” ucapnya.
Saat ini, ribuan penduduk Lashkar Gah harus menghadapi sengitnya pertempuran pasukan Afghanistan dengan anggota Taliban. Ribuan warga di sana terjebak, sementara yang lainnya telah memutuskan melarikan diri.
“Ada mayat di jalan. Kami tidak tahu apakah mereka warga sipil atau (anggota) Taliban. Puluhan keluarga telah meninggalkan rumah mereka dan menetap di dekat sungai Helmand,” kata seorang warga Lashkar Gah yang diwawancara BBC.
Keterangan mengenai mayat-mayat bergelimpangan di jalan turut dikonfirmasi warga Lashkar Gah lainnya. Namun memang tak dapat dipastikan apakah mereka warga sipil atau anggota Taliban.
Pertempuran antara pasukan Afghanistan dan Taliban di Lashkar Gah telah berlangsung selama berhari-hari. Taliban dilaporkan telah menguasai sebagian besar wilayah tersebut. “Anggota Taliban dapat dilihat di jalan-jalan kota. Kehadiran Taliban mengejutkan orang-orang di sini,” ujar seorang warga Lashkar Gah lainnya.
Situasi memaksa warga menghentikan aktivitas perekonomian. Toko-toko, termasuk pasar, tutup. “Perang berlanjut beberapa meter dari kantor gubernur dan Direktorat Keamanan Nasional,” kata warga Lashkar Gah.
Menurut keterangan warga lain di sana, pemerintah pusat telah mengumumkan pengerahan pasukan komando baru ke Lashkar Gah. Namun para personelnya belum terlihat.
Karena telah menjadi medan pertempuran, sebagian warga Lashkar Gah memutuskan meninggalkan rumah mereka dan mengungsi. Namun ada pula warga yang nekat bertahan.
Sebelumnya, para pejabat Afghanistan mengatakan, sebanyak 11 stasiun radio dan empat stasiun televisi di Lashkar Gah telah direbut Taliban.
“Teroris tidak ingin media mempublikasikan fakta dan mengekspose ketidakadilan mereka,” kata Kementerian Informasi dan Kebudayaan Afghanistan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (3/8/2021).
Stasiun radio Sukon adalah salah satu yang direbut dan diduduki Taliban. “Kami menghentikan siaran kami dua hari lalu karena Taliban merebut gedung stasiun kami,” ungkap direktur radio Sukon, Sefatullah.
Jatuhnya Lashkar Gah ke tangan Taliban akan menjadi pukulan besar bagi Pemerintah Afghanistan. Sebab, mereka telah berjanji akan mempertahankan kota tersebut dengan segala cara.
Sejak Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya memutuskan hengkang dari Afghanistan, Taliban mulai melancarkan serangan untuk merebut dan menguasai kembali wilayah-wilayah di negara tersebut.
Ancam serangan
Kelompok Taliban mengancam akan melakukan lebih banyak serangan yang menargetkan para pemimpin Pemerintah Afghanistan. Ancaman disampaikan setelah mereka mengebom rumah Menteri Pertahanan Afghanistan Bismillah Khan Mohammadi.
“Serangan (ke kediaman Mohammadi) itu adalah awal dari operasi pembalasan terhadap lingkaran dan pemimpin pemerintahan Kabul yang memerintahkan serangan serta pengebomban di berbagai bagian negara,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan pada Rabu (4/8), dikutip laman Al Araby.
Pada Selasa (3/8) lalu, rumah Mohammadi menjadi target serangan bom mobil. Saat insiden terjadi, dia sedang tidak berada di kediamannya. Namun keluarganya segera dievakuasi.
Para pelaku juga sempat melepaskan tembakan di dekat Zona Hijau yang dijaga ketat. Selain gedung pemerintahan, kawasan Zona Hijau turut menampung kedutaan besar sejumlah negara.
Pasukan khusus segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Baku tembak sempat terjadi dan berlangsung selama tiga jam. Setidaknya delapan orang, empat di antaranya adalah pelaku penyerangan, dilaporkan tewas dalam kejadian tersebut. Sementara korban luka mencapai lebih dari 20 orang. Taliban mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Beberapa jam setelah serangan itu, ribuan warga Kabul turun ke jalan untuk menyuarakan kecaman terhadap Taliban. Selain menggemakan takbir, mereka turut meneriakkan kematian untuk Taliban. Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh turut berpartisipasi dalam aksi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto