Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meprofarm Fasilitasi 650 Warga Bandung Ikuti Vaksinasi Covid-19

        Meprofarm Fasilitasi 650 Warga Bandung Ikuti Vaksinasi Covid-19 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Sekitar 650 warga Bandung berusia minimal 18 tahun mengikuti kegiatan vaksinasi Covid-19 yang diinisiasi PT Meprofarm bekerja sama dengan Pemkot Bandung melalui UPT Puskesmas Cinambo di Mepro Hall, kawasan farmasi PT Meprofarm, Jl. Soekarno Hatta Bandung, Jumat (6/8/2021).

        Vice President Manufacturing PT Meprofarm, Hendri menjelaskan kegiatan ini dalam upaya percepatan vaksinasi Covid-19 demi terbentuknya kekebalan komunal (herd immunity) dipastikan menjadi kunci keberhasilan memerangi pandemi Covid-19 ini.

        "Langkah dan inisiatif pemberian layanan vaksinasi untuk 650 orang terdiri dari karyawan Meprofarm dan masyarakat sekitar," katanya. Baca Juga: Sasar Kawasan Padat Penduduk, PERADI-SAI dan Polres Jaksel Gelar Vaksin Merdeka Keliling

        Hendri mengungkapkan pihaknya akan terus memberikan dukungan terhadap program percepatan vaksinasi Covid-19 ini. Terlebih, PT Meprofarm sendiri merupakan perusahaan yang mengkhususkan kegiatannya pada pembuatan obat dengan kualitas tinggi, sesuai dengan persyaratan dan standar terkini.  Baca Juga: Tepok Jidat! Geger Pasien Covid-19 Akhirnya Ditangkap karena Berkeliaran di Mal

        "Kami berharap dapat terus berkontribusi bagi bangsa Indonesia dalam program percepatan vaksinasi Covid-19,"ujarnya

        Adapun, kegiatan vaksinasi dosis pertama telah dilaksanakan pada tanggal 5 dan 9 Juli 2021, dan dilanjutkan dengan dosis kedua yang dilakukan pada tanggal 2 dan 6 Agustus 2021. 

        Menurutnya, keberhasilan vaksinasi tergantung dari tiga faktor diantaranya ketersediaan vaksin Covid-19 dan tenaga kesehatan (nakes), masyarakat penerima dan tempat pelaksanaan. 

        Dia menyebutkan tempat atau lokasi penyelenggaraan vaksinasi dinilai krusial karena jangan sampai tidak cukup memadai sehingga menimbulkan kluster-kluster baru penyebaran Covid-19.

        Ke depan, diharapkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terus berlanjut. Maka,  peran serta pihak swasta lainya juga memberikan kontribusinya dalam percepatan vaksinasi nasional. 

        "Kami tentu sangat terbuka menerima, jika ada program-program serupa untuk melaksanakan vaksinasi," ujarnya.

        Hendri menegaskan masih banyak masyarakat yang harus mendapatkan vaksinasi khsususnya untuk usia remaja yakni 12-18 tahun. "Kalau yang sekarang ikut kan usia produktif dan lansia. Tapi ke depannya usia remaja yang harus menerima vaksinasi," imbuhnya.

        Dia menambahkan pihaknya juga akan mempersiapkan diri jika kemungkinan diadakan vaksinasi dosis ke tiga. 

        Adapun, peserta vaksinasi ini mereka mendaftar secara online sehingga menghindari kerumunan. 

        Meski jumlah vaksinasi dibatasi namun animo masyarakat begitu tinggi sehingga pihaknya memprioritaskan karyawan dan masyarakat di sekitar perusahaan.

        Diharapkan dengan kegiatan percepatan vaksin ini dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat yang berada di Kecamatan Cinambo dan sekitarnya di tengah meningkatnya kasus positif Covid-19 di kawasan Bandung Timur.

        "Kami sangat menghindari terjadinya antrian pada proses pendaftaran vaksinasi ini," tegasnya.

        Pada kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Cinambo Drg. Natalina Ginting, menambahkan pihaknya terus berupaya dan mendorong serta mengajak masyarakat untuk mau melakukan vaksin Covid-19 khususnya lansia , usia produktif umur 18 -59 tahun dan saat ini juga sedang melaksanakan pendataan vaksin remaja meskipun ditengah situasi PPKM.

        "Tentunya kami berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar percepatan vaksinasi ini dapat terus berjalan dan semakin banyak masyarakat yang mendapatkan akses vaksinasi," ungkapnya.

        “Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada PT Meprofarm untuk ambil peran dalam kegiatan vaksinasi Covid-19. Tentunya kami berharap dengan percepatan vaksinasi ini dapat turut mempercepat turunnya angkat positif Covid-19 di kawasan Bandung Timur serta pemulihan ekonomi," tambahnya.

        Natalina kembali menegaskan bahwa vaksin Sinovac sudah melalui uji klinis dan sudah dikeluarkan efeksivikasinya sehingga aman untuk digunakan. Sedangkan, dampak setelah vaksinasi tergantung dari kondisi tubuh masing-masing.

        "Sejauh ini aman sekali untuk penggunaan Sinovac dan efeknya tergantung tubuh kita ada efek ngantuk, lapar, bahkan ada yang sama sekali tidak merasakan apa-apa," jelasnya.

        Dia mengimbau agar masyarakat melakukan vaksinasi dengan jenis yang sama pada tahap I dan II.

        "Jadi vaksinasi tahap pertama dan dua harus menggunakan vaksin yang sama tapi kalau untuk booster atau platform yang ketiga itu boleh berbeda," ujarnya.

        Dia menegaskan vaksin bukan merupakan obat tapi berfungsi memberikan perlindungan kepada masyarakat sehingga ada kemungkinan masyarakat tertular Covid-19 setelah melakukan vaksinasi. Untuk itu, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Terlebih, penyebaran Covid-19 varian delta ini cepat sekali.

        "Jika sudah divaksin tapi terpapar setidaknya tidak akan menimbulkan perburukan kesehatan. Makanya harus vaksinasi tahap I dan II serta tetap harus menerapkan prokes yang ketat yaitu 5 M," tegasnya.

        Ditanya seberapa penting masyarakat untuk melakukan vaksinasi Tahap ke tiga. Ia menuturkan, tergantung dari kebijakan Pemerintah. Tapi, sekarang Pemerintah lebih fokus pada program vaksinasi nasional yaitu Tahap pertama dan kedua. 

        "Vaksinasi nasional ini targetnya harus memenuhi 70 persen. Jadi ini dulu yang harus dikejar supaya kita mempunyai Herd Immunity," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: