Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Budayawan Bongkar Maksud Megawati yang Sebut Sumbar Kini Berbeda

        Budayawan Bongkar Maksud Megawati yang Sebut Sumbar Kini Berbeda Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menyebut Sumatera Barat (Sumbar) saat ini berbeda dengan yang dahulu menjadi sorotan banyak pihak. Pernyataan itu diungkapkan oleh Megawati dalam sebuah acara Webinar Bung Hatta Inspirasi Kemandirian Bangsa, Kamis, 12 Agustus 2021.

        Budayawan Sumatera Barat, Asril Chaniago, menilai, pernyataan Megawati itu bisa menunjukkan hal yang saat ini dirasakan oleh Megawati. Pernyataan itu dapat diartikan sebagai ungkapan kegelisahan dan sekaligus ungkapan kerinduan.

        Baca Juga: Luhut Mulai Ngelawan Megawati, Eng-Ing-Eng! Anak Buah Bu Mega Ikut Disemprot-semprot

        "Saya kira bisa kedua-duanya kegelisahan dan juga kerinduan jadi kebetulan ibu Mega berbicara dalam sebuah acara webinar nasional yang diselenggarakan oleh Badan Kebudayaan Nasional Pusat PDIP Perjuangan, jadi konteksnya adalah kebudayaan," kata Asril dilansir dari VIVA, Sabtu (14/8/2021).

        Asril mengatakan, saat itu dirinya juga menjadi salah satu pembicara dan berbicara mengenai Bung Hatta. Pada saat itu Megawati membahas mengenai tokoh yang berasal dari tanah Minang dan menurutnya Megawati berbicara masih dalam konteks kebudayaan bukan mengenai politik.

        "Kebetulan yang dibicarakan juga tentang tokoh yang berasal dari ranah Minang. Setelah saya periksa lagi, itu ibu Mega bercerita lebih kurang 1 jam 7 menit yang mengaitkan tentang Beliau merasa Minang Sumatera Barat sudah berbeda itu tidak sampai 1 menit," kata Asril.

        Menurut dia, pada awal kemerdekaan memang orang Minang mendominasi dalam hal mengelola negara karena orang Minang telah lebih dulu menikmati pendidikan tinggi. Namun, setelah 76 tahun berjalan seiring meratanya pendidikan, banyak dari suku lain yang juga berkontribusi dalam kemajuan bangsa.

        "Setelah 76 tahun kita merdeka tentu tidak mungkin orang Minang terus menonjol karena jika begitu berarti suku bangsa lain tidak maju dong. Kalau sudah banyak suku bangsa yang berkontribusi yang punya kemampuan untuk mengelola negara ini berarti kan sudah maju sudah merata," kata Asril lagi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: