Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramalan Model Pemerintahan Taliban, Tokoh-tokoh Kunci Ini Diprediksi Duduki Posisi...

        Ramalan Model Pemerintahan Taliban, Tokoh-tokoh Kunci Ini Diprediksi Duduki Posisi... Kredit Foto: AP Photo/Alexander Zemlanichenko
        Warta Ekonomi, Kabul -

        Afghanistan mungkin akan diperintah oleh dewan khusus setelah Taliban mengambil alih Kabul. Sementara pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, kemungkinan akan tetap bertanggung jawab secara keseluruhan pemerintahan.

        Menurut anggota senior Taliban, Waheedullah Hashimi, struktur kekuasan akan memiliki kesamaan dengan cara Afganistan dijalankan terakhir kali pada saat Taliban berkuasa dari 1996 hingga 2001. Kemudian, pemimpin tertinggi Mullah Omar tetap berada dalam bayang-bayang dan menggerakan dewan khusus.

        Baca Juga: Kelompok Aliansi Utara Siap Melawan Taliban, Ini Kemungkinannya...

        Hashimi menyatakan, Akhundzada kemungkinan akan memainkan peran di atas kedudukan kepala dewan yang mirip dengan presiden negara itu.

        "Mungkin wakilnya (Akhundzada) akan berperan sebagai 'presiden'," kata Hashimi, berbicara dalam bahasa Inggris, dikutip dari NDTV.

        Pemimpin tertinggi Taliban memiliki tiga wakil, yaitu putra Mullah Omar bernama Mawlavi Yaqoob, pemimpin jaringan milisi Haqqani, Sirajuddin Haqqani, dan Abdul Ghani Baradar yang mengepalai kantor politik Taliban di Doha dan merupakan salah satu anggota pendiri kelompok tersebut.

        Hashimi menjelaskan, banyak masalah cara Taliban akan menjalankan Afghanistan belum diselesaikan. Namun, Afghanistan tidak akan menjadi negara demokrasi dan menjalankan penafsiran syariah menurut pandangan mereka.

        "Tidak akan ada sistem demokrasi sama sekali karena tidak memiliki basis di negara kita. Kami tidak akan membahas sistem politik seperti apa yang harus kami terapkan di Afghanistan karena sudah jelas. Ini hukum syariah dan itu saja," kata Hashimi.

        Menurut Hashimi, akan ada pertemuan yang dilakukan pekan ini. Dia pun akan bergabung dengan pertemuan kepemimpinan Taliban yang akan membahas masalah pemerintahan.

        Selain pembahasan sistem pemerintahan, Hashimi mengatakan, Taliban juga akan menjangkau mantan pilot dan tentara dari angkatan bersenjata Afghanistan untuk bergabung dengan barisannya. Namun, upaya ini akan sulit melihat ribuan tentara telah dibunuh oleh Taliban selama 20 tahun terakhir.

        "Tentu saja kami akan memiliki beberapa perubahan, untuk melakukan beberapa reformasi di ketentaraan, tetapi kami masih membutuhkan mereka dan akan memanggil mereka untuk bergabung dengan kami," ujar Hashimi.

        Taliban berencana untuk membentuk pasukan nasional baru yang akan mencakup anggotanya sendiri serta tentara pemerintah yang bersedia bergabung.

        "Sebagian besar dari mereka telah mendapatkan pelatihan di Turki dan Jerman dan Inggris. Jadi kami akan berbicara dengan mereka untuk kembali ke posisi mereka," kata Hashimi.

        Hashimi mengatakan Taliban sangat membutuhkan pilot karena mereka tidak memilikinya. Sementara mereka telah menyita helikopter dan pesawat lain di berbagai lapangan udara Afghanistan usai perebutan kekuasan.

        "Kami memiliki kontak dengan banyak pilot. Dan kami telah meminta mereka untuk datang dan bergabung, bergabung dengan saudara-saudara mereka, pemerintah mereka. Kami memanggil banyak dari mereka dan mencari nomor (orang lain) untuk memanggil mereka dan mengundang mereka ke pekerjaan," kata Hashimi.

        Hashimi mengatakan Taliban mengharapkan negara-negara tetangga untuk mengembalikan pesawat yang telah mendarat di wilayah mereka. Permintaan ini merujuk pada 22 pesawat militer, 24 helikopter, dan ratusan tentara Afghanistan yang melarikan diri ke Uzbekistan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: