Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kebanggaan Jadi Tentara Wanita Hilang Usai Taliban Datang, Seragam Dibakar hingga Takut...

        Kebanggaan Jadi Tentara Wanita Hilang Usai Taliban Datang, Seragam Dibakar hingga Takut... Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Kabul -

        Seorang wanita Afghanistan yang bergabung dengan militer 10 tahun lalu kini membakar seragam kebanggaannya karena takut dibunuh di bawah rezim baru Taliban.

        Menyadur New Yprk Post Senin (23/8/2021), Kubra Behroz yang kini berusia 33 tahun tertarik menjadi perwira karena banyak wanita lain melakukan hal yang sama pada tahun 2011.

        Baca Juga: Mengenal Panjshir, Lembah Singa yang Belum Ditaklukkan Pejuang Taliban

        “Saya tidak ingin dimiliki oleh siapa pun. Saya ingin berdiri di atas kaki saya sendiri,” kata Behroz tentang keputusannya 10 tahun lalu.

        “Saya mencintai negara saya dan kami adalah generasi berikutnya dari Afghanistan yang mengambil langkah ke dunia modern.”

        Tapi setelah Taliban merebut kekuasaan dengan menggulingkan pemerintah di Kabul, ibu dua anak itu takut akan keselamatannya.

        “Saya takut diculik, dipenjara dan diperkosa karena menjadi tentara. Saya takut untuk masa depan saya dan untuk keluarga saya,” kata Behroz.

        Ia menambahkan bahwa rekan-rekan seperjuangannya telah mengeluarkan peringatan yang mengerikan.

        "Mereka mengatakan Taliban akan memenggal kepala kami jika mereka menemukan kami," katanya kepada Telegraph.

        Saudara laki-lakinya yang terluka minggu lalu selama pertempuran di provinsi Ghazi mengatakan dua wanita dipenggal karena menjadi polisi empat tahun lalu.

        Behroz dilatih selama enam bulan oleh instruktur Amerika, Inggris, dan Yordania di Akademi Perwira Nasional Angkatan Darat Afghanistan yang dijuluki "Sandhurst in the Sand," referensi ke Inggris akademi.

        “Ini adalah negara Islam dan kami membutuhkan tentara dan polisi wanita untuk melakukan penggeledahan rumah dan tubuh. Laki-laki tidak diperbolehkan melakukan itu di sini,” katanya.

        Behroz kini menghadapi peningkatan ancaman dan panggilan telepon anonim dalam beberapa pekan terakhir.

        “Mereka berbicara dalam bahasa Pashto dan kemudian Dari dan memberi tahu saya bahwa mereka tahu bagaimana menemukan saya,” katanya.

        “Mereka akan membunuh saya dan keluarga saya. Membunuh adalah hal yang mudah di Afghanistan – orang tidak berpikir dua kali tentang hal itu.”

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: