BIN Siaga dengan Virus Taliban: Para Alumni Afghanistan Kita Kumpulkan supaya...
Badan Intelijen Negara (BIN) mulai siaga dan melakukan sejumlah langkah antisipasi munculnya virus Taliban di Tanah Air. Sebab, BIN mencium adanya benih-benih gerakan radikal di Tanah Air setelah Taliban sukses mengambil alih pemerintahan Afghanistan.
Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto, menyebut bentuk antisipasi yang dilakukan antara lain dengan memperkuat deteksi dini dan cegah dini terhadap kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban.
Kelompok yang berafiliasi dengan Jamaah Islamiyah (JI), Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) akan diawasi. Kelompok-kelompok yang dekat dengan organisasi ini akan didekati agar tidak menjadikan momentum kemenangan Taliban di Afghanistan sebagai inspirasi untuk melancarkan serangan teror di Indonesia.
Baca Juga: Penguasa Lembah Panjshir Klaim Pasukannya Berhasil Pukul Mundur Taliban
BIN juga akan terus mengkaji dan menetralisir keadaan agar kemenangan Taliban di Afghanistan tidak malah menimbulkan persoalan baru di Indonesia.
Apalagi, dulu diketahui pernah ada beberapa warga Indonesia yang ikut berperang di Afghanistan melawan pasukan Uni Soviet. Langkah antisipasi ini dilakukan agar kejadian yang merugikan Indonesia tidak terulang.
"Para alumni Afghanistan juga kita kumpulkan supaya tetap kembali kepada NKRI," kata Wawan, seperti dilansir VoA.
Dari data yang dikantongi BIN, sebut Wawan, ada sekitar 98 alumni perang di Afghanistan. Pihaknya akan melakukan pertemuan dan komunikasi secara berkala dengan para alumni tersebut agar paham ekstrem dan terorisnya tak diyakini lagi.
Meskipun para alumni Afghanistan ini rata-rata sudah berumur, namun tetap perlu diantisipasi. Agar mereka tidak memengaruhi generasi muda Indonesia melanjutkan cita-cita mendirikan negara Islam. Kendati demikian, Wawan tidak menyebutkan berapa jumlah WNI yang yang masih bergabung dengan kelompok teror di Afghanistan. Yang pasti, mereka dalam pemantauan dan pengawasan BIN.
Polri juga sudah bergerak. Korp Bhayangkara tengah menyelidiki kemungkinan simpatisan Taliban di Indonesia, untuk mengantisipasi gerakan terorisme dan ekstrimisme.
"Kami sedang melakukan penyelidikan. Ada kaitannya atau tidak, kita belum bisa menentukan," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, di Jakarta.
Baca Juga: Menunggu Suara Bulat Kelompok G7, Bakal Beri Sanksi Atau Akui Taliban?
Intensitas gerakan Taliban di Afghanistan yang meningkat, menimbulkan gelombang eksodus warga. Meski demikian, kata Argo, hingga saat ini Polri belum mendapatkan informasi simpatisan Taliban di Tanah Air. Namun, Polri tetap waspada.
"Kami tetap melakukan penyelidikan terkait itu," ucap Argo.
Anggota Komisi I DPR, Muhammad Farhan setuju dengan langkah antisipasi yang dilakukan BIN dan Polisi tersebut. Politisi Partai NasDem ini pun meminta pemerintah konsisten dalam memfilter masuknya paham-paham yang bisa membangkitkan kembali radikalisme di Indonesia.
"Kami akan meminta pada BIN, Lembaga Pertahanan Nasional, juga beberapa lembaga strategis di TNI dan di Kementerian Luar Negeri untuk memulai sebuah program, bagaimana kita membangun kembali pertahanan agar kita bisa mencegah infiltrasi paham-paham tersebut," kata Farhan.
Baca Juga: Menunggu Suara Bulat Kelompok G7, Bakal Beri Sanksi Atau Akui Taliban?
Sejauh ini, pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk mengevakuasi 26 warga negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan yang kondisi keamanannya saat ini belum kondusif. Untuk sementara, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kabul, Afghanistan beroperasi dari Islamabad, Pakistan.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan, pihaknya tetap menjalankan misi KBRI Kabul dengan tim kecil.
"Tim kecil ini akan terus melakukan asesmen situasi Afghanistan setiap hari dan menentukan langkah selanjutnya," kata Retno, Sabtu (21/8/2021).
Ia berharap, perdamaian dan stabilitas keamanan dapat segera tercipta di Afghanistan. Indonesianterus berkomitmen untuk membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan, terutama melalui kerja sama pemberdayaan perempuan.
"Indonesia terus berharap proses politik yang inklusif, yang Afghan-led, Afghan-owned, masih memiliki peluang untuk dilakukan demi kebaikan rakyat Afghanistan," tandasnya.
Baca Juga: Penguasa Lembah Panjshir Klaim Pasukannya Berhasil Pukul Mundur Taliban
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: