Taliban Depak Perempuan dalam Jajaran Kabinet Baru, Hapus Cita-cita Pemerintah Inklusif?
Taliban mengumumkan jajaran kabinet pemerintahannya yang hanya terdiri laki-laki dan menghapuskan perempuan. Padahal, kelompok itu berjanji akan menghormati hak perempuan dan memberi kesempatan pada mereka untuk menjabat di pemerintahan baru Afghanistan.
“(Perempuan akan) hadir dalam (struktur) pemerintahan yang berbeda sesuai dengan hukum Islam dan sesuai dengan nilai budaya kita,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada Selasa (7/9/2021), dikutip laman Dawn.
Baca Juga: Kelompok Perlawanan Afghanistan Desak Internasional Tak Akui Pemerintahan Taliban
Tak lama setelah mengumumkan struktur pemerintahannya pada Selasa lalu, kepala badan perempuan PBB, Pramila Patten, mempertanyakan komitmen Taliban untuk melindungi dan menghormati hak-hak perempuan. Menurut dia, partisipasi politik perempuan merupakan prasyarat dasar untuk kesetaraan gender dan demokrasi sejati.
“Dengan mengecualikan perempuan dari mesin pemerintahan, kepemimpinan Taliban telah mengirimkan sinyal yang salah tentang tujuan yang mereka nyatakan untuk membangun masyarakat yang inklusif, kuat, dan sejahtera,” ujar Patten, dikutip laman Al Jazeera.
Sebelumnya Taliban telah berjanji akan membentuk pemerintahan inklusif dan representatif. Namun dari 33 pejabat pemerintahan baru mereka, tak ada satu pun perempuan. Selain itu, seluruhnya merupakan anggota atau tokoh yang menjalin hubungan dengan Taliban.
Kelompok perlawanan The National Resistance Front of Afghanistan (NRF) meminta dunia internasional tak mengakui pemerintahan Taliban. Menurut mereka, pemerintahan yang hanya terdiri dari anggota Taliban dan rekan-rekannya ilegal.
"(Pemerintahan Taliban) tanda yang jelas dari permusuhan kelompok itu dengan rakyat Afghanistan," kata NRF dalam sebuah pernyataan pada Selasa, dikutip laman BBC.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto