Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mantap Kali, Jokowi Diwanti-wanti Anaknya SBY: Jangan ada Proyek Mangkrak!

        Mantap Kali, Jokowi Diwanti-wanti Anaknya SBY: Jangan ada Proyek Mangkrak! Kredit Foto: Instagram/Edhie Baskoro Yudhoyono
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), mengingatkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk terus melanjutkan sejumlah proyek yang telah dikerjakan sejak lama.

        Dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/9/2021), putra bungsu Susilo Bambang Yodhoyono (SBY), mengatakan, program yang pernah direncanakan atau sudah ada misalnya saat era Presiden SBY bisa dikebut dan diselesaikan dengan tuntas. Baca Juga: Hina SBY-AHY, Ruhut Dicap Penjilat Kelas Kakap dan Mulut Sampah

        “Jujur, kita ini ingin ‘gunting pita Presiden’ ini terus berlanjut. Apalagi kalau pita-pita yang digunting itu merupakan program prioritas. Ya, tidak hanya Jembatan Merah Putih di Ambon. Kalau bisa itu kereta cepat juga selesai,” ujar Ibas.

        Lebih lanjut, ia menjelaskan meski tidak semua proyek mendapat sambutan baik dari rakyat, namun harus segera dituntaskan, seperti proyek kereta cepat maupun pembangunan jalan raya. Baca Juga: Hei Anak SBY, Camkan! Jokowi dan Bapak Anda Sama-Sama Tukang Utang, Sama-Sama Banyak Koruptor

        “Saya pernah menengok langsung bersama anggota DPR RI Komisi VI. Meski proyek kereta cepat ini menuai pro dan kontra, saya yakin rakyat akan senang jika selesai. Atau Trans-Sumatra misalkan yang sudah banyak dibahas.” katanya.

        “Saya juga bermimpi, mewakili Dapil Jatim VII, proyek Jalan Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur itu bisa selesai. Hingga saat ini pembiayaan untuk JLS saja belum jelas,” tuturnya.

        Lanjutnya, ia pun mempertanyakan peta jakan pemabngunan di era Presiden Jokowi.

        Menurutnya, di era Presiden SBY dikenal dengan istilah MP3EI atau Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

        “Kalau proyek kecil seperti JLS saja tidak tuntas, saya jadi tidak yakin apakah pemerintah memiliki kemampuan fiskal yang cukup besar, sebut saja penyelesaian Ibu Kota Negara (IKN) contohnya. Bukan hanya sekedar roadmap pembiayaan (untuk saat ini saja), tapi yang berkelanjutan,” terangnya.

        “Di satu sisi, ekspansi fiskal diperlukan untuk penanggulangan Covid-19. Supaya pemulihan ekonomi dan pelaksanaan jaminan perlindungan sosial dapat dilakukan secara cepat, tepat dan efektif.”

        “Tapi terkadang apakah kita ini harus agresif dengan tidak memperlihatkan beberapa hal yang lain? Agresif sih boleh, tapi harus masuk akal. Jangan sampai besar pasak daripada tiang. Ingat, kita perlu kesinambungan fiskal antargenerasi,” kata dia

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: