WE Online, Jakarta - PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) menargetkan dapat menyelesaikan proses pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Rengat pada bulan Februari 2015. Namun, proyek tersebut sulit untuk berjalan sesuai rencana. Pasalnya, dalam beberapa waktu terakhir proses pembangunan terhenti.
Head of Investor Relation CNKO Wiim Andrian menyebutkan buruknya faktor cuaca dan juga keterlambatan dalam hal administratif menjadi salah satu alasan mandeknya pembangunan proyek tersebut.?Untuk dapat menyelesaikan proses pembangunan tersebut, ia mengatakan terdapat tujuh item pengerjaan proyek. Dari ketujuh item tersebut, rata-rata penyelesaiannya baru mencapai 13%.
Lebih lanjut, ia mengatakan setidaknya sejak Januari hingga Agustus tahun ini angka tersebut tidak berubah. Padahal, PLTU Rengat ditargetkan dapat selesai pada Februari 2015 untuk kemudian mulai beroperasi pada April di tahun yang sama.
"Kondisi lahan akibat hujan, keterlambatan dokumen, dan drawing untuk pekerjaan sipil menjadi hambatan pengerjaan proyek ini," terangnya.
Ia juga mengungkapkan realisasi anggaran dana juga tidak berubah dan masih berada di angka Rp 62,64 miliar. Sementara itu, untuk mencapai tahap final, perseroan masih harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 104,09 miliar.
Sedangkan, untuk proyek pembangkit listrik di Tembilahan, kondisinya juga tidak jauh berbeda. Ada perkembangan, tapi hanya sedikit. Dalam PLTU tersebut juga terdapat tujuh item utama pengerjaan proyek. Sejak bulan Januari hingga Juni rata-rata penyelasaiannya 26%.
Pada bulan Juli persentasenya berubah ke angka 28%. Jika dirinci lebih lanjut, perubahan tersebut terjadi di item realisasi pembebasan lahan yang sebelumnya mencapai 25% menjadi 35%.
"Lambatnya perkembangan proyek PLTU Rengat bisa dipastikan akan membuat pengoperasian PLTU ini molor," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: