Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        NasDem & PKS Marah Anies Diserang, Ruhut Sitompul: Tertawa Termehek-mehek Aku

        NasDem & PKS Marah Anies Diserang, Ruhut Sitompul: Tertawa Termehek-mehek Aku Kredit Foto: Akurat
        Warta Ekonomi -

        Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Ruhut Sitompul ikut menyorot dinamika politik setelah Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha menyebut Gubernur Anies Baswedan pembohong.

        Ruhut menyebut ada kader PKS dan Partai NasDem yang marah setelah Giring mengkritik Anies. Hal itu membuatnya tergelitik.

        "Ha ha ha politik politik tertawa Aku termehek mehek, PKS Nasdem marah Anies dikatakan pembohong oleh PSI melakui Giring Plt Ketum PSI," kicau Ruhut sebagaimana dikutip AKURAT.CO dari akun Twitter @ruhutsitompul, Rabu (22/9/2021).

        Baca Juga: Komentar Menohok Rocky Gerung ke Giring: Ngapain Anak Kecil Ganggu-ganggu Orang Dewasa

        Selain itu, Ruhut menyindir kader-kader Partai Demokrat yang hingga kini dianggapnya belum berkomentar.

        "Eh kemana PD? ka’le masih bingung nunggu bunyi suara to’kek AHY Anies AHY Anies AHY Anies Anies AHY Anies AHY Anies AHY," sindirnya.

        Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali sebelumnya menyesalkan pernyataan Giring. Dia menilai pernyataan Giring terhadap Anies merupakan narasi permusuhan.

        "Saya kaget juga ya, kok kemudian di tengah situasi begini, kita membangun narasi yang bermusuhan ya," ujar Ahmad Ali, kemarin.

        Dia mengatakan, tidak elok dalam kondisi pandemi Covid-19 muncul pernyataan-pernyataan yang kontroversial.

        "Ini cara tidak baik untuk situasi hari ini, saling menuding dan memojokkan," imbuhnya.

        Ahmad Ali menuturkan, seharusnya kritik yang disampaikan PSI pada tempatnya. Mengingat, PSI memiliki fraksi di DPRD DKI Jakarta.

        "Kalau kemudian ada hal yang tidak pas baiknya disampaikan lewat mekanisme kontrol yang ada di DPRD, Anies ini kan bukan pribadi tapi Gubernur, tentu di setiap kebijakannya dalam kebijakan pemda DKI di dalamnya ada parpol, karena posisinya pemda itu adalah terdiri dari Gubernur dan DPRD sendiri kan," tuturnya.

        Sementara itu, politikus PKS Mardani Ali Sera ikut membela Anies. Dia menegaskan Anies tidak tumbang karena dicaci dan tidak terbang ketika dipuji.

        "Tak tumbang karena dicaci dan tak terbang karena dipuji. Semua bebas berpendapat," tulisnya dilansir AKURAT.CO dari akun Twitter @MardaniAliSera.

        Sebelumnya, Giring lewat sebuah video yang ditayangkan di akun Twitter @psi_id menjelaskan, dalam krisis, seorang pemimpin adalah panglima yang mengambil tanggung jawab, dan menyampaikan ke publik secara transparan.

        "Gubernur Anies Baswedan bukanlah sebuah contoh orang yang bisa mengatasi krisis. Indikator utama dalam menilai kegagalan Gubernur Anies Baswedan adalah melihat bagaimana cara Gubernur DKI Jakarta membelanjakan uang rakyat selama pandemi," kata Giring.

        Giring menuding Anies menggunakan APBD Jakarta untuk kepentingan sebagai calon presiden 2024. Sebab, Anies dinilai mengabaikan desakan masyarakat untuk membatalkan perhelatan Formula E pada 2022 mendatang.

        "Uang muka dan jaminan bank bagi penyelenggaraan balap mobil Formula E dibayar Anies pada saat pemerintah secara resmi mengumumkan negara dalam keadaan darurat karena pandemi COVID-19. Uang rakyat sebanyak itu dihabiskan oleh Gubernur Anies Baswedan di tengah penderitaan rakyat yang sakit, meninggal, dan hidupnya susah karena pandemi," ujar Giring.

        Baca Juga: Anak Buah Surya Paloh Wanti-wanti KPK, Seret Anies Baswedan

        "Uang Rp1 triliun dia keluarkan padahal rakyat terlantar tidak masuk ke rumah sakit yang penuh. Rakyat kesulitan makan karena kehilangan pekerjaan," sambungnya.

        Tidak sampai itu, Giring menilai Anies tidak bisa mengatasi situasi. Giring menyebut Anies tidak memiliki dana untuk menangani pandemi Covid-19.

        "Pura-pura peduli adalah kebohongan Anies Baswedan di tengah pandemi dan penderitaan orang banyak. Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan nanti di 2024. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: