Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jeff Bezos Dukung Penelitian Hidup Abadi, Benarkah Bawa Manfaat untuk Umat Manusia?

        Jeff Bezos Dukung Penelitian Hidup Abadi, Benarkah Bawa Manfaat untuk Umat Manusia? Kredit Foto: Instagram/Jeff Bezos
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Semakin banyak miliarder teknologi memutuskan untuk menggunakan kekayaannya mencoba membantu manusia "menipu kematian." Jeff Bezos dari Amazon, Larry Page dari Alphabet, Larry Ellison dari Oracle, dan Peter Thiel dari Palantir hanyalah beberapa dari orang super kaya yang tertarik pada penelitian berumur panjang.

        Meskipun terobosan ini masih jauh dari jaminan, mereka berharap berbagai obat-obatan, terapi, dan teknologi sains lainnya akan memungkinkan manusia untuk hidup lebih dari 100 tahun, bahkan mungkin hingga 200, 300, atau lebih lama.

        Tetapi apakah upaya mereka akan bermanfaat bagi umat manusia secara keseluruhan atau hanya segelintir elit saja? Ini adalah pertanyaan rumit.

        Baca Juga: Konsisten Lawan Perubahan Iklim, Jeff Bezos Gelontorkan Rp14 Triliun untuk Pelestarian Lingkungan

        “Teknologi yang awalnya hanya terjangkau oleh orang kaya biasanya menjadi lebih banyak tersedia seiring waktu,” ujar Stefan Schubert, peneliti di London School of Economics and Political Science spesialis altruisme efektif, mengatakan kepada CNBC yang dikutip di Jakarta, Rabu (22/9/21).

        Salah satu pendiri Skype, Jaan Tallinn, mengatakan kepada CNBC bahwa ini justru akan menguntungkan umat manusia kedepannya.

        "Pionir awal selalu cenderung membayar lebih dan mengambil risiko lebih besar daripada 'pasar massal', jadi jika terapi dimulai dari sisi mahal/berisiko, itu sudah biasa," ujarnya.

        Selain Tallin, Sean hÉigeartaigh, salah satu direktur Pusat Studi Risiko Eksistensial Universitas Cambridge juga berpendapat senada. Ia mengatakan kepada CNBC bahwa banyak kemajuan dalam ilmu umur panjang dapat memiliki manfaat luas, mereka dapat mengurangi terjadinya keparahan penyakit terkait usia yang lebih tua termasuk demensia dan kesehatan jantung.

        Namun, ada juga beberapa orang yang tidak sependapat. Beberapa orang khawatir sumber daya Bumi yang terbatas dapat mengalami tekanan jika orang hidup lebih lama dan lebih sehat.

        Pada saat kemajuan perpanjangan hidup yang berarti dibuat, hÉigeartaigh mengharapkan jumlah populasi menjadi lebih stabil di lebih banyak bagian dunia berkat kemajuan dalam pemberdayaa.

        “Kami memiliki banyak hal yang lebih mendesak untuk dikhawatirkan daripada risiko perpanjangan hidup, seperti perubahan iklim di abad mendatang.” tambah hÉigeartaigh.

        Jon Crowcroft, seorang profesor ilmu komputer di Universitas Cambridge, mengatakan para miliarder akan lebih baik menggunakan uang mereka ke dalam teknologi mitigasi perubahan iklim daripada penelitian umur panjang. Menurutnya tak berguna hidup selamanya jika planet sekarat.

        Bezos, orang terkaya dunia telah menginvestasikan sebagian dari USD199 miliarnya ke dalam "peremajaan" baru bernama Altos Labs, start-up anti-penuaan ini juga didukung oleh kapitalis ventura Rusia-Israel Yuri Milner, yang menghasilkan banyak uang sebagai investor awal di Facebook.

        Selain Bezos, pendiri Oracle Ellison juga telah menyumbangkan lebih dari USD370 juta untuk penelitian tentang penuaan dan penyakit terkait usia.

        Sementara itu, pendiri Google Sergey Brin dan Larry Page membantu meluncurkan Calico, sebuah usaha rahasia yang melacak tikus dari lahir hingga mati dengan harapan menemukan penanda penyakit seperti diabetes dan Alzheimer. Calico adalah bagian dari Alphabet, perusahaan induk yang juga memiliki Google.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: