Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menlu Jerman Serukan Galang Poros AS-Uni Eropa di Asia-Pasifik

        Menlu Jerman Serukan Galang Poros AS-Uni Eropa di Asia-Pasifik Kredit Foto: Antara/Odd Andersen/Pool via REUTERS
        Warta Ekonomi, Berlin -

        Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyerukan kepada AS dan Uni Eropa agar bekerja sama lebih erat lagi di kawasan Asia-Pasifik. Hal itu disampaikannya dalam wawancara dengan DW di sela-sela Sidang Umum PBB di New York hari Kamis (23/9/2021).

        Pada saat yang sama, Heiko Maas meminta Uni Eropa (UE) segera mendefinisikan peran strategisnya di panggung politik global.

        Baca Juga: Jelang Pemilu Jerman, Partainya Merkel Masih Berjuang Cari Dukungan

        "Kami di UE membutuhkan strategi Indo-Pasifik yang dikoordinasikan dengan AS. Tidak boleh ada keraguan tentang (kerja sama) itu,” kata Maas kepada pemimpin redaksi internasional DW, Richard Walker.

        Apa peran Jerman dan Uni Eropa?

        Menyinggung kegiatan AS yang kini makin meningkat di Asia Pasifik, Heiko Maas memperkirakan peran AS di bagian lain dunia akan menurun. Ia mengatakan, hal itu "tak terhindarkan". Namun ini menimbulkan pertanyaan bagi Uni Eropa: "Bagaimana dengan keterlibatan kita sendiri? Terutama di lingkungan terdekat kita," katanya.

        Menyinggung Pakta Indo-Pasifik baru antara AS, Australia dan Inggris yang disebut sebagai AUKUS, Heiko Maas mengatakan kemitraan strategis itu tentu menjadi "hal serius" bagi Jerman dan sekutu Eropa lainnya.

        Terkait ketegangan diplomatik terbaru antara AS dan Prancis karena pembatalan proyek kapal selam Australia, Heiko Maas menerangkan bahwa AS seharusnya berkonsultasi lebih dulu dengan sekutunya mengenai keputusan strategis yang begitu penting. Tidak ada yang boleh bertindak secara sepihak, tegasnya.

        Eropa perlu menentukan peran strategisnya sendiri

        Pakta AUKUS yang membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam antara Prancis dengan Australia yang telah ditandatangani tahun 2016 adalah hal yang "menimbulkan keresahan", kata Heiko Maas.

        "Tentu saja semua orang bertanya pada diri sendiri: Bagaimana jika hal ini terjadi pada kita? Ini yang menyebabkan banyak keresahan," ujarnya.

        Pembatalan secara sepihak oleh Australia, yang beralih memesan kapal selam dari Inggris dan AS dalam kerangka AUKUS membuat Prancis berang dan menarik duta besarnya dari Australia dan AS.

        Heiko Maas mengatakan, setelah kekacauan penarikan pasukan asing dari Afghanistan dan perselisihan diplomatik karena Pakta AUKUS, makin jelaslah bahwa Eropa harus punya posisi mandiri. Dia memperkirakan, dalam beberapa bulan mendatang akan ada diskusi intensif mengenai peran strategis dan "kedaulatan Eropa" dalam masalah-masalah global.

        Mengomentari sengketa diplomati AS-Prancis, Heiko Maas mengatakan, adalah "hal yang baik" bahwa Presiden Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara langsung melalui telepon untuk meredakan masalahnya. Prancis mengatakan sudah mengirim duta besarnya kembali ke Washington.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: