Praktisi dan Relawan C. Suhadi ikut merespons aksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sukses menjemput paksa tersangka Azis Syamsudin.
Terkait itu, Suhadi menyatakan bahwa aksi KPK tersebut layak diapresiasi.
"Apalagi sesuai berita kemarin KPK bukan hanya menetapkan tersangka, akan tetapi juga telah menjemput paksa seorang Azis Syamsudin, dikediamannya dan selanjutnya dari banyak tampilan berita KPK telah menahan tersangka," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/9/2021). Baca Juga: KPK 'Sikat' Azis Syamsuddin, Sekjen Partai Priboemi: Jempol Firli Bahuri
Diketahui, Azis Syamsudin bukanlah orang sembarangan, di pemilihan DPR RI tahun 2019, oleh Partainya (Golkar) ia dipercaya menduduki jabatan Wakli Ketua DPR RI, untuk masa bakti 2019 s/d 2024. Baca Juga: Dengerin, KPK Beberkan Konstruksi Perkara yang Jerat Azis Syamsuddin
"Dengan jabatan yang mentereng itu, saya agak pesimis KPK berani menetapkan tersangka dan menahannya, dan ternyata dugaan saya salah karena KPK produk dari UU baru hasil revisi akan tidak tidak banyak di harapkan langkah langkah dalam penegakan hukum." ujarnya lagi.
Sementara itu, menurut dia, dalam beberapa waktu, KPK yang bekerja dalam senyap telah banyak melakukan tangkap tangan (OTT), termasuk sebelum Azis KPK menangkap Bupati Koloka Timur, Andy Marya terhadap dugaan perkara terkait dana bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Dengan begitu kerja kerja KPK yang selama ini banyak diam, bukan berarti tidak bekerja, tapi kerja dalam bentuk tidak mau gembar gembor yang selalu membangun nararsi untuk dilihat masyarakat."
"Dengan langkah langkah berani yang di lakukan KPK di bawah Pimpinan Firli Bahuri, seorang berpangkat Komisaris Jendral Pol maka KPK kedepannya mudah-mudahan semakin baik dan baik lagi dalam penegakan hukum dalam bidang korupsi." tukasnya.
"Karena berkaitan dengan korupsi, bukan perkara urusan tangkap menangkap akan tetapi juga wilayah kerja yang memerlukan kehati hatian, sebab biasanya pelaku korupsi itu bukan dari kalangan sembarangan, akan tetapi dari White Collar Crime atau Kejahatan Kerah Putih. Dan kita tahu orang orang seperti itu adanya di kursi empuk dan mempunyai kedudukan." tukas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil