Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rakyatnya Sengsara, Kim Jong-un Justru Perintahkan Partainya Sejahterakan Warga

        Rakyatnya Sengsara, Kim Jong-un Justru Perintahkan Partainya Sejahterakan Warga Kredit Foto: KCNA
        Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

        Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mendesak para pejabat untuk fokus pada peningkatan kehidupan warga dalam menghadapi situasi ekonomi yang semakin suram. Media pemerintah KCNA pada Senin (11/10/2021) melaporkan, Kim melontarkan pernyataan tersebut pada hari ulang tahun Partai Buruh yang berkuasa.

        Dalam pidatonya Kim mengatakan, negara menghadapi tugas besar untuk mengembangkan perekonomian. Selain itu, pemerintahan juga harus berupaya  mencapai tujuan ekonomi yang ditetapkan dalam pertemuan partai beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Terkuak Kapan Posisi Kim Jong-un Digantikan Sang Adik Kim Yo-jong, Pakar Korsel Buka-bukaan!

        “Satu-satunya cara untuk secara dinamis mendorong pekerjaan penting yang belum pernah terjadi sebelumnya meskipun situasinya suram adalah agar seluruh partai bersatu,” ujar Kim.

        Kim mengatakan, pejabat seharusnya tidak menginginkan hak istimewa dan perlakuan istimewa. Kim juga menyerukan agar pejabat harus selalu mempertimbangkan apakah pekerjaan mereka melanggar kepentingan rakyat atau menimbulkan masalah bagi rakyat.

        Kim menghadiri perayaan ulang tahun Partai Buruh ke-76 pada Minggu (10/10/2021).  Pertunjukan seni, gala, dan kembang api diadakan di Pyongyang, untuk memeriahkan perayaan ulang tahun partai.

        Ekonomi Korea Utara telah terpukul oleh sanksi atas program nuklir dan persenjataan. Korea Utara terancam mengalami kekurangan pangan karena bencana alam yang merusak pertanian, dan penguncian perbatasan selama pandemi Covid-19.

        Seorang penyelidik hak asasi manusia mengatakan, situasi kemanusiaan yang memburuk di Korea Utara dapat berubah menjadi krisis. Penyelidik tersebut juga mengatakan, rakyat Korea Utara berada di ambang bencana kelaparan.

        Departemen Luar Negeri AS menuduh pemerintah Kim bertanggung jawab atas situasi kemanusiaan di negara itu. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, rezim pemerintahan Kim terus menerus mengeksploitasi warganya.

        "Rezim terus mengeksploitasi warganya sendiri, melanggar hak asasi mereka, untuk mengalihkan sumber daya dari rakyat negara itu untuk membangun (senjata pemusnah massal) dan program rudal balistik yang melanggar hukum,” kata Price.

        Price mengatakan, AS mendukung upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara. Sebelumnya pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Tomas Ojea Quintana mengatakan, Dewan Keamanan PBB harus melonggarkan sanksi terhadap Korea Utara. Sanksi tersebut telah menyebabkan krisis ekonomi yang mendalam, dan risiko kelaparan di Korea Utara.

         “Sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB harus ditinjau dan dikurangi untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan penyelamatan jiwa, serta untuk memungkinkan promosi hak atas standar hidup yang layak dari warga negara biasa,” kata Ojea Quintana dalam laporannya

        Sejauh ini Korea Utara belum melaporkan kasus Covid-19 dan telah memberlakukan tindakan pencegahan yang ketat. Korea Utara memberlakukan penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik sejak awal pandemi.

        Ojea Quintana mengatakan, banyak warga Korea Utara yang mengandalkan kegiatan komersial di sepanjang perbatasan dengan Cina. Namun selama penutupan perbatasan, mereka telah kehilangan pendapatan. Kondisi ekonomi mereka diperparah oleh dampak sanksi.

        "Akses masyarakat terhadap makanan adalah masalah serius, anak-anak dan orang tua yang paling rentan berisiko kelaparan," ujar Ojea Quintana.

        Ojea Quintana mengatakan, Korea Utara mengalami kekurangan obat-obatan penting dan pasokan medis. Selain itu, organisasi kemanusiaan tidak dapat memasok obat-obatan dan persediaan lainnya, karena penutupan perbatasan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: