Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menyamakan Kasus Luhut Pandjaitan dan SBY Mengada-ada

        Menyamakan Kasus Luhut Pandjaitan dan SBY Mengada-ada Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sukarelawan Sahabat LBP menggelar deklarasi dengan mendukung Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan untuk maju sebagai presiden dalam pilpres 2024.

        Ada pihak yang menilai, dukungan dari sukarelawan terhadap Luhut Pandjaitan mengingatkan kasus Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

        Baca Juga: Anaknya SBY Nasehati Jokowi: Jangan Sampai Besar Pasak daripada Tiang!

        Saat itu SBY masih menjabat menteri di kabinet Megawati Soekarnoputri.

        Merespons hal itu, Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga mengaku tidak setuju jika ada yang menyamakan Presiden ke-6 RI itu dengan Luhut Pandjaitan.

        "Upaya menyamakan kasus Luhut dan SBY tampaknya mengada-ada," jelas Jamiluddin Ritonga kepada GenPI.co, Senin (11/10).

        Menurut akademisi dari Universitas Esa Unggul, SBY saat itu memang sudah mendapat banyak simpati dari masyarakat.

        Terlebih, simpati masyarakat tambah menguat setelah ucapan suami Megawati Soekarnoputri, Taufik Kiemas terhadap SBY yang kurang pantas.

        "Masyarakat makin mengagumi SBY kala itu, sehingga elektabilitasnya terus meningkat," ungkapnya.

        Namun, jika dibandingkan dengan Luhut Pandjaitan, menurut Jamiluddin Ritonga tidak menggambarkan seperti itu.

        "Luhut hanya menteri yang terlihat sangat dipercaya Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)," ucapnya.

        Dia melanjutkan, kepercayaan Jokowi itu tidak membawa Luhut pada popularitas yang dominan positif.

        Hal itu juga tergambar pada elektabilitasnya yang sangat rendah.

        "Bahkan dalam berbagai survei, elektabilitas Luhut tidak muncul," jelasnya.

        Sehingga, menurut Jamiluddin, karier SBY dengan Luhut tidak bisa disamakan.(*)

        Jangan lewatkan video populer ini:

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: