Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BPS Catat Nilai Impor per September 2021 Turun 2,67%

        BPS Catat Nilai Impor per September 2021 Turun 2,67% Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor per September 2021 lebih rendah dibanding capaian pada Agustus 2021, yakni sebesar US$16,23 miliar dari yang sebelumnya mencapai US$16,68 miliar.

        "Turun 2,67% month-to-month/mtm," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/10/2021).

        Baca Juga: BPS Catat Nilai Ekspor September 2021 Capai 20,6 Miliar USD, Turun 3,84% Secara Bulanan

        Kendati demikian, nilai impor secara tahunan (year-on-year/yoy) mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data BPS, nilai impor pada September 2021 naik sebesar 40,31% yoy.

        Penurunan nilai impor didasarkan pada dua sektor utama, yakni migas dan nonmigas. Dari sektor migas, nilai impor tercatat sebesar US$1,86 miliar atau turun 8,9% mtm. Sementara, impor nonmigas turun 1,8% mtm menjadi US$14,37 miliar.

        Bila dilihat dari jenis barang, impor barang konsumsi melemah sebesar 5,28% mtm menjadi US$1,79 miliar. Kemudian, impor bahan baku penolong turun sebesar 2,27% mtm menjadi US$12,09 miliar. Terakhir, impor barang modal terkoreksi 2,66% mtm menjadi US$2,35 miliar.

        Akan tetapi, secara tahunan ketiga kelompok barang ini masih mengalami kenaikan impor. Barang konsumsi meningkat 59,66% yoy, bahan baku penolong naik 45,46% yoy, dan barang modal 10,07% yoy.

        Penurunan impor terbesar terjadi pada China yang menurun hingga US$518,2 juta pada September 2021 jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Kemudian disusul oleh India yang nilai impornya menurun sebesar US$148,8 juta, Korea Selatan US$118,6 juta, Brasil US$74,2 juta, dan Finlandia US$68,3 juta.

        Sementara, negara dengan catatan impor yang meningkat berasal dari Ukraina sebesar US$139,9 juta, Australia US$87,5 juta, Jepang US$78 juta, Thailand US$73,8 juta, dan Italia US$72,3 juta.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: