Kiai Ma’ruf Amin untuk pertama kalinya menginjakan kakinya sebagai Wakil Presiden ke tanah Papua. Tak hanya ngecek sini, ngecek sana, di Bumi Cenderawasih itu, Ma’ruf bagi-bagi duit ke pedagang buah-buahan. Ma’ruf pun dipuji orang Papua.
Kemarin, Ma’ruf terbang ke Papua. Ma’ruf ke Papua untuk melanjutkan tugasnya mengentaskan kemiskinan ekstrem. Dia mendapat tugas dari Presiden Jokowi mengentaskan kemiskinan ekstrem di 7 provinsi dan 35 kabupaten/kota.
Ma’ruf dan istri, Ibu Wury, serta rombongan, berangkat dari Bandara Pattimura, Ambon menuju Manokwari, Papua Barat dengan menggunakan pesawat khusus kepresidenan Boeing 737-400 TNIAU. Ma’ruf berangkat pukul 08.00 WIT.
Rombongan Ma’ruf tiba di Bandara Rendani Manokwari sekitar pukul 11.30 WITSetibanya di lokasi, Ma’ruf beserta rombongan langsung disambut Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan beserta Ibu Juliana. Hadir juga Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Papua Barat.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Sebut Papua Jadi Kekuatan Elit Olahraga Nasional
Selanjutnya, Ma’ruf bergegas menuju Gedung PKK, Kompleks Kantor Gubernur Papua Barat untuk memimpin Rapat Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, serta Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di lima Kabupaten Sasaran Prioritas.
Dalam rapat tersebut, Ma’ruf mengatakan, pembangunan wilayah Papua harus memberikan perubahan dan bisa langsung dirasakan oleh orang aslinya. “Percepatan pembangunan wilayah Papua harus memberikan perubahan nyata dan hasilnya benar-benar dapat dirasakan manfaatnya, khususnya bagi orang Asli Papua,” kata dia.
Ma’ruf mengakui, untuk mewujudkan target tersebut bukanlah perkara mudah. Karena terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Untuk itu, diperlukan strategi khusus dan sinergi lintas sektor untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem di Papua Barat. “Tantangan yang kita hadapi adalah keterbatasan waktu, tahun 2021 yang tinggal kurang dari tiga bulan,” kata Ma’ruf.
Tenggat waktu tersebut bakal diupayakan pemerintah untuk memberikan program sembako dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa. Durasinya: tiga bulan terakhir di tahun anggaran 2021. Sasarannya: kabupaten-kabupaten prioritas penanggulangan kemiskinan ekstrem di Papua Barat.
Setelah memimpin rakor, Ma’ruf bersama rombongan mengunjungi Pasar Sowi 4 Manokwari, menyapa pedagang tradisional dan masyarakat setempat. Perjalanan Ma’ruf terhenti di sekitaran jalan Kompleks Perkantoran Provinsi Papua Barat. Sisi kerahiman ulama asal Banten itu pun bergejolak ketika melihat masyarakat Papua yang berjualan pinang dan buah-buahan.
Dia kemudian menghampiri salah satu pedagang wanita. “Selamat siang Mama. Mama jualan apa?” tanya Ma’ruf. Pedagang wanita itu pun memberikan penjelasan mengenai barang dagangannya.
Baca Juga: Antusiasme Masyarakat Indonesia Dukung PON XX Papua
“Selamat datang Bapak Wakil Presiden di Tanah Papua. Ini alpukat mentega, Bapak,” jawab pedagang yang memperkenalkan namanya Popi Masoka.
Kesempatan bisa ngobrol dengan orang nomor dua di Indonesia tidak disia-siakan Popi. Dia pun menyampaikan aspirasi kepada Ma’ruf. Dia meminta, dibuatkan bangunan layak agar nyaman berjualan.
Dia berharap Pemerintah Pusat maupun Provinsi selalu melahirkan kebijakan yang menyasar wilayah paling ujung Indonesia itu. Sekalipun hanya bangunan kecil tempat berdagang. “Yang penting kami bisa duduk selayaknya kami sebagai mama-mama jualan. Sekiranya Bapak ada kebijakan untuk kami, kami memohon,” harap Popi.
Kemudian, Popi berharap uluran tangan pemerintah untuk memberikan modal usaha sebagai upaya meningkatkan modal pendapatan. “Dengan menjalankan usaha kami ini, anak-anak kami bisa punya ongkos jajan dan bayaran sekolah,” urai dia.
Menanggapi aspirasi Popi, Ma’ruf tersenyum dan menoleh ke arah para menteri dan juga Kepala Daerah setempat. “Nanti akan dikoordinasikan oleh Pak Gubernur ya,” jawab Ma’ruf, mulai tersedu-sedu.
Setelah mendengar aspirasi Popi, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu memberikan segepok uang pecahan Rp 100 ribuan. “Ini Mama, ini Mama, bagi-bagi ya,” imbuh Ma’ruf sambil memberikan uang kepada pedagang.
Baca Juga: Ma’ruf Amin Resmi Tutup PON XX Papua 2021
Menerima uang dari Ma’ruf, Popi pun mengucapkan terima kasih. “Bapak semuanya, saya ucapkan terima kasih, uangnya saya terima dari Bapak Wakil Presiden,” tuturnya.
Anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno memuji Ma’ruf yang semangat mengurangi kemiskinan ekstrem. Menurut dia, program-program penghapusan kemiskinan harus ditingkatkan efektivitasnya. Cita-cita proklamator Bung Karno tidak akan ada kemiskinan di Indonesia merdeka harus dapat direalisasikan.
“Data BPS menunjukkan kemiskinan di lima provinsi Kawasan Timur Indonesia, termasuk Papua harus diatasi dengan program-program penciptaan lapangan kerja yang berlanjut,” papar politisi PDIP itu, kepada Rakyat Merdeka belum lama ini.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bima Yudhistira mengatakan, terdapat tiga pekerjaan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem. Pertama, membereskan persoalan stunting. Kedua, meningkatkan mutu pendidikan. Terakhir, membangun lapangan kerja.
Baca Juga: Kinerja KPK di Tangan Firli Bahuri: Top dan Bertaji
“Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem itu tidak cukup bagi-bagi bansos. Tapi lebih dari itu. Mencegah terjadinya kemiskinan ekstrem yang struktural. Artinya, orang tua yang miskin melahirkan anak miskin. ini harus dipangkas,” beber Bhima, saat dihubungi belum lama ini. [UMM]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: