Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pembukaan Bertahap Harus Tetap Mewaspadai Lonjakan Ketiga Dunia

        Pembukaan Bertahap Harus Tetap Mewaspadai Lonjakan Ketiga Dunia Kredit Foto: BNPB
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini berada pada tingkat penularan yang rendah. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menegaskan hal ini berdasarkan data kasus yang terus menunjukkan penurunan selama 13 minggu berturut-turut paska lonjakan kedua pada bulan Juli 2021. 

        Namun, pembukaan bertahap yang dilakukan pemerintah tetap harus mewaspadai perkembangan pandemi tingkat dunia. Dimana negara-negara di dunia sedang mengalami lonjakan ketiga. Terlebih lagi, Indonesia saat ini berupaya melakukan pemulihan ekonomi nasional.

        Baca Juga: Covid-19 Melandai, Pembukaan Bertahap di Indonesia Dilakukan dengan Penuh Kehati-hatian

        "Jika dibandingkan dengan negara lain, pola kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia cenderung berbeda. Puncak pertama di Indonesia terjadi bersamaan dengan puncak pertama di dunia dan beberapa negara lainnya," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Kamis (21/10/2021) yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia.

        Untuk memahaminya, lonjakan kasus pertama di Indonesia terjadi pada Desember 2020 dan Januari 2021. Dikarenakan periode Natal dan Tahun Baru, yang juga terjadi hampir diseluruh dunia termasuk Indonesia. Namun ketika dunia mengalami lonjakan yang dipicu lonjakan kasus India Pada bulan April 2021, angka kasus di Indonesia sangat rendah. 

        Sebaliknya, di bulan Juli saat negara lain sedang turun kasusnya, Indonesia justru mengalami lonjakan kedua. Memasuki bulan Agustus, Indonesia mulai turun dari lonjakan kasus kedua. Namun dunia justru mulai memasuki lonjakan kasus ketiga termasuk negara tetangga seperti Jepang, Singapura dan Malaysia. 

        "Adanya lonjakan kasus ketiga ini menjadi perhatian bagi Indonesia. Terutama dalam hal pembukaan aktivitas masyarakat," imbuh Wiku.

        Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah menurunkan kasus COVID-19 dari lonjakan. Pengawasan protokol kesehatan ketat pembatasan mobilitas peningkatan testing COVID-19 serta penyediaan fasilitas Kesehatan seperti tempat isolasi terpusat serta penambahan tempat tidur dan alat kesehatan di rumah sakit telah dilakukan.

        Pemerintah terus meningkatkan cakupan vaksinasi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Hingga saat ini vaksinasi dosis pertama di Indonesia telah mencapai 106 juta orang. Angka ini membuat Indonesia masuk ke urutan ke-5 di dunia sebagai negara dengan jumlah tertinggi orang yang telah divaksinasi.

        Melihat perkembangan kasus di Indonesia, kasus positif telah mengalami penurunan selama 13 minggu berturut-turut sejak lonjakan kedua. Kasus positif mingguan per 17 Oktober 2021  sejumlah 6.826 kasus. Menurun drastis dibandingkan jumlah kasus saat lonjakan kedua yaitu 350.273 kasus. Sejalan itu, persentase kesembuhan terus meningkat mencapai 96,19% lenih tinggi dibandingkan saat lonjakan kedua sebesar 82,55%.

        Lalu, kasus aktif terus turun hingga mencapai 16.388 kasus atau 0,43%. Menurun signifikan jika dibandingkan sebelumnya mencapai rekor tertinggi yaitu 542.236 kasus atau 18,84% pada puncak kedua. Sementara positifitvity rate juga turun drastis mencapai 0,56% setelah sempat mencapai 26,76% persen pada puncak kedua. Hal serupa juga teramati pada keterpakaian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) yang saat ini berjumlah 5,69%, setelah sempat mencapai 77,77% pada puncak kedua. 

        Selain mempertimbangkan data kasus dan BOR, pengamatan juga dilakukan terhadap angka reproduksi efektif atau Rt. angka ini menunjukkan rata-rata potensi penularan dari satu orang positif dalam satu periode waktu pada saat lonjakan kasus kedua. Angka Rt nasional adalah 1,41 sedangkan saat ini angkanya hanya sebesar 0,70. "Angka Rt kurang dari 1ini menunjukkan potensi penularan yang rendah pada masyarakat," lanjut Wiku. 

        Untuk itu, menyadari kondisi saat ini yang sudah membaik merupakan hasil kerja keras bersama dalam menurunkan kasus. Kebijakan pembukaan bertahap perlu dilakukan hati-hati. Agar kasus tidak kembali meningkat. 

        "Dengan penularan yang rendah ini diharapkan pembukaan bertahap dapat dilakukan dengan penuh kewaspadaan, sembari tetap mempersiapkan langkah-langkah pengendalian apabila terlihat adanya tren kenaikan kasus," tegas Wiku.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: