Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Industri Migas Perlu Transformasi Digital untuk Efisiensi Kinerja

        Industri Migas Perlu Transformasi Digital untuk Efisiensi Kinerja Kredit Foto: Antara/Syaiful Arif
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pelaksana Tugas Ketua Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (ASPERMIGAS) Suryana menerangkan di era revolusi 4.0 industri migas perlu melakukan pendekatan transformasi digital. Hal ini dikarenakan digitalisasi yang terjadi saat ini telah merubah landscape bisnis di Indonesia dan secara global.

        “Dalam industri migas semua keberhasilan tergantung pada data karena kita tidak bisa melihat migas seperti di permukan dalam langsung sehingga akurasi kuantitas data menjadi dasar utama keberhasilan industri migas,” ujarnya dalam webinar bertajuk Digital Transformation in Oil and Gas Industry: To Boost Efficiency and the Key Factor in Investment Attractiveness, Kamis (28/10/2021).

        Baca Juga: Industri Hulu Migas Berhasil Angkat Pendapatan Daerah

        Suryana memaparkan aktivitas migas tersebut terbilang kompleks, dimulai dari eksplorasi dengan kegiatan seismik, pemetaan geologi, geo chemistry, pengeboran eksplorasi, produksi, pengangkutan migas, hingga pemasaran.

        Bahkan dia menceritakan aktivitas industri migas sebelumnya dilakukan serba manual. Akibatnya terjadi kesulitan dalam hal komunikasi, sehingga berakhir pada perolehan data yang tidak akurat. Terlebih data-data tersebut tersebar di masing-masing departemen seperti departemen engineering, departemen ekplorasi, dan lain sebagainya.

        “Dengan perkembangan teknologi ini akan menjadi efisiensi proses pengeboran dan mengurangi risiko operasional,” katanya.

        Melalui transformasi digital, selain terjadinya efisiensi dan mengurangi risiko operasional, juga dapat mengintegrasikan sekian banyak data yang selama ini selalu terpisah di masing-masing departemen. Sehingga persoalan teknis seperti waiting on order dapat diminimalisir yang berpotensi menyebabkan bertambahnya biaya operasional.

        “Tidak kalah juga dalam menunjang operasional dalam rantai pasok, pelaporan keuangan sebelum digital akan memakan waktu dengan ketelitian yang rendah. Dengan transformasi digital ini lebih cost efisien. Namanya transformasi tidak bisa sekaligus tapi juga memperhatikan roadmap-nya,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: