DPR Apresiasi Kinerja Kominfo Beri Pendidikan Literasi untuk Kembangkan Ekonomi Digital
Kehadiran teknologi sebagai bagian kehidupan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 mempertegas kehidupan dalam menghadapi era disrupsi teknologi.
Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan B.Sc mengatakan, untuk menghadapi hal tersebut, semua harus mempercepat kerja sama dalam mewujudkan agenda reformasi digital di Indonesia.
"Salah satu pilar tertinggi untuk mendukung transformasi digital menciptakan masyarakat digital dimana tingkat kemampuan literasi digital menjadi peranan yang sangat penting," ungkap Samuel dalam webinar Literasi Digital Desa Digital, dengan tema: "Pembelajaran Online: Tantangan dan Tren Pembelajaran Era Pandemi” diselenggarakan Ditjen Aptika Kominfo, Rabu (27/10/2021).
Anggota Komisi I DPR RI, Dr. H. Syarifuddi Hasan, MM, MBA, mengapresiasi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) selalu memberikan program-program tentang literasi teknologi guna meningkatkan ekonomi bagi generasi muda Indonesia.
"Sebagai generasi muda manfaatkanlah momen seperti ini karena ini adalah salah satu cara bagaimana agar anda bisa betul-betul menatap masa depan yang lebih baik. Bagaimana anda menatap dan memanfaatkan opportunity yang ada dihadapan anda semuanya. Untuk itu sebagai generasi muda tetap kreatif, inovatif dan berkarya dan memanfaatkan opportunity yang ada memanfaatkan infrastruktur yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah,gunakan sebaik mungkin," ungkapnya.
Sementara itu, dalam pemaparan tema, akademisi Jalaluddin M.E.Sy mengatakan, sebelum adanya pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 merupakan pembelajaran aktif, yang memiliki karakteristik diantaranya pembelajaran mendorong anak untuk berfikir tingkat tinggi, pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda, pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah antara siswa dan guru.
"Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media dan sumber belajar. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar, dan guru memantau proses belajar anak. Guru juga memberikan umpan baik terhadap hasil kerja anak," ungkapnya.
Menurutnya, saat pandemi datang, model pembelajaran tersebut sangat terganggu dan sulit dilakukan antara guru-siswa atau dosen mahasiswa.
"Ini yang menjadi kendala dan tantangan bagi kita semua. Banyak peserta didik yang justru menjadi stres akan adanya pembelajaran di masa pandemi ini," ujarnya.
Jalaluddin mengatakan, belajar secara daring tidak begitu efektif. Untuk itu guru dituntut melakukan inovasi dalam mendesain media pembelajaran yang relevan. Seorang guru harus memiliki kecerdasan dan inovasi yang senantiasa dilakukan dalam memaksimalkan proses pembelajaran daring tetap berjalan.
Dalam kondisi tersebut, diharapkan pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring.
Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus pembelajaran berbasis daring bagi siswa sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknis online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orang tua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugas.
"Satu hal yang mungkin harus ditegaskan bahwa, situasi pandemi yang melanda tidak bisa dihindari dan kita harus mampu menyesuaikan diri. Persoalan dari permasalahan yang tadi dijelaskan menjadi hal yang wajar, namun harus mulai dibenahi, baik oleh pemerintah, pendidik, guru, siswa atau peserta terlibat. Menjadi tugas orang tua, siswa dan kita bersama, mulai dari pemerintah, politik, siswa dan lain sebagainya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: