Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kembali melancarkan serangan kepada Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hasto mengungkit bantuan sosial yang kerap digelontorkan selama satu dekade SBY berkuasa. Bansos itu kata dia menjadi salah satu program yang membawa partai Demokrat memenangi Pemilu 2009.
Sayangnya kata Hasto, politik bansos itu justru membebankan negara, sebab anggaran yang dipakai SBY dalam pengadaan bansos diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga: Netizen Nyeletuk Penyebab SBY Tak Jadi Ketua G20: Takut Baperan, Sebentar-Sebentar Ngambek!
Anak buah Megawati Soekarnoputri itu mengaku, pernyataan yang dilontarkannya soal SBY membebankan negara itu, bukansekedar klaim, tetapi hal ini berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dirinya.
"Menurut peneliti Marcus Mietzner, dari bulan Juni 2008 sampai Februari 2009, Pak SBY itu membelanjakan 2 miliar US Dollar untuk Politic Populism. Ini kan beban bagi APBN ke depan akibat konsekuensi dari politik yang sangat liberal," kata Hasto dalam sebuah diskusi virtual, Senin (01/10/2021).
Berhasil memamerkan data dari peneliti Marcus Mietzner, Hasto menyatakan bahwa politik Bansos pada Pemilu 2009 silam itu adalah fakta yang terjadi, hal ini kata dia tak bisa dibantah lagi.
"Sehingga nanti tidak dikatakan lagi politisasi, ketika saya mengungkapkan fakta-fakta terkait Pemilu yang lalu," tandasnya.
Sebelumnya Hasto jugamenyerang SBY disebutnya hanyabisa memimpin rapat tanpa menggambil keputusan selama 10 tahun masa kepemimpinannya.
Hal ini kata Hasto sangat berbeda dengan yangdilakukan Presiden Joko Widodo yang disebutnyacekatan mengambil keputusan dan masihmau turun ke bawah, terbukti Jokowi sukses meredam lonjakan Covid-19 di Tanah Air.
Baca Juga: Hasto PDI-P Kembali Serang SBY: Dia Membebani APBN
Pernyataa Hasto ini kemudian berpolemik, sejumlah politisi partai Demokrat lalu ramai-ramai menyerang balik Hasto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti