Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Awas, Ada Komisi Baru Taliban untuk Basmi Orang Berkarakter Buruk, Begini Kerjanya

        Awas, Ada Komisi Baru Taliban untuk Basmi Orang Berkarakter Buruk, Begini Kerjanya Kredit Foto: AFP/Aamir Qureshi
        Warta Ekonomi, Kabul -

        Taliban telah membentuk sebuah komisi untuk 'membersihkan orang-orang berkarakter buruk' dari jajaran mereka. Hal ini diumumkan oleh Taliban pada Selasa (23/11) dengan menyebut komisi dibentuk untuk melindungi reputasi Afganistan.

        Seperti diwartakan Reuters, Taliban menyebutnya sebagai 'komisi pemurnian pangkat', dan ini menjadi tanda terbaru bahwa kelompok itu ingin mengubah gerakan 'pemberontak' menjadi pemerintahan sipil biasa. 

        Baca Juga: Ganja Bakal Diolah Taliban Bersama Perusahaan Australia Ini

        Mengingat, selama dua dekade hingga berhasil menggulingkan pemerintah yang didukung Barat, Taliban telah beroperasi sebagai pejuang pemberontak.

        Keanggotaan mereka pun telah berkembang selama dua tahun terakhir, terutama setelah mengetahui dengan jelas bahwa Taliban akan kembali berkuasa. 

        Namun, menurut pimpinan Taliban, orang-orang dengan karakter buruk telah masuk menjadi anggota dan akhirnya mencoreng nama buruk bagi pemerintahan Afganistan yang baru.

        "Kami belajar bahwa orang-orang dengan karakter buruk telah memasuki barisan (Taliban) dan telah menyebabkan nama buruk bagi Imarah Islam (Afganistan) karena kepentingan pribadi mereka. 

        "Ini adalah harapan kami yang rendah hati bahwa harus ada sejumlah kecil orang tetapi mereka harus murni dan tulus sehingga gerakan ini tidak boleh rusak," kata Wakil Kepala Taliban sekaligus Menteri Dalam Negeri Afganistan, Sirajuddin Haqqani dalam audio. 

        Haqqani sendiri menjadi sosok bayangan yang tidak pernah digambarkan di depan umum. Selain menjabat sebagai salah satu deputi komandan tertinggi Taliban, ia juga dikenal sebagai Kepala Jaringan Haqqani yang terkenal.

        Jaringan Haqqani disebut-sebut bertanggung jawab atas beberapa serangan paling brutal selama 20 tahun.

        Saat ini, Haqqani menjadi salah satu sosok yang dicari FBI, dengan Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah USD10 juta (Rp142,8 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.

        Keaslian audio atas pernyataan Haqqani itu telah dikonfirmasi kepada Reuters oleh pejabat Taliban.

        Berita soal pembentukan komisi pemberantas anggota berkarakter buruk datang usai derasnya laporan di media sosial yang menyebut bahwa anggota Taliban telah melakukan sejumlah serangan.

        Dilaporkan para penyerang ini telah mengidentifikasi diri mereka sebagai Taliban dan meneyrang warga sipil yang tak berdosa hingga mantan anggota pasukan keamanan dari pemerintah yang digulingkan. 

        Sementara diketahui, kepemimpinan Taliban telah mengumumkan amnesti terhadap anggota pasukan pemerintah terdahulu. Pejabat Taliban juga telah berulang kali membantah memberikan sanksi atas tindakan ini. 

        Komisi pemurnian pangkat telah dibentuk di bawah Kementerian Pertahanan, yang dipimpin oleh Mullah Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Omar.

        Haqqani mengatakan pembentukan komisi itu sangat dibutuhkan.

        "Saya ingin meminta saudara-saudara kita untuk bekerja sama dengan komisi dan tidak melindungi atau mendukung setiap individu yang berkarakter buruk atas dasar persahabatan pribadi," kata Haqqani.

        Pasukan Taliban mengadakan parade militer di Kabul pada 14 November menggunakan kendaraan lapis baja buatan AS yang disita dan helikopter Rusia.

        Menurut Reuters, pawai itu juga menunjukkan bukti bahwa Taliban ingin bertransformasi menjadi pemerintahan biasa. Pawai militer pada November pun disebut-sebut sebagai upaya berkelanjutan kelompok itu untuk mengubah cap sebagai pasukan pemberontak menjadi tentara tetap.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: