Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pentolan 212 Ngomel Sampai ke Ubun-Ubun, Ternyata Oh Ternyata Gara-Gara Ini...

        Pentolan 212 Ngomel Sampai ke Ubun-Ubun, Ternyata Oh Ternyata Gara-Gara Ini... Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Desakan bubarkan MUI menggema usai kasus terorisme di lembaga tersebut. Suara itu saat ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. 

        Ketua Presidium Alumni (PA) 212 Aminudin menilai dengungan bubarkan MUI sebagai simbol komunis. 

        "Kalau ada suara minta bubarkan MUI, saya pastikan dia punya paham komunis, sekuler, dan liberal," kata Aminudin kepada GenPI.co, Kamis (25/11).

        Baca Juga: Reuni 212 Terhambat Izin Polisi, Orang Kepercayaan Rizieq Shihab Langsung Ngegas, Begini Katanya

        Aminudin berkelakar MUI sebagai lembaga suci tempat berkumpulnya para ulama di Indonesia. 

        Oleh karena itu, dia menganggap desakan MUI bubar hanya berasal dari orang yang tidak memahami lembaga tersebut. 

        "Itu (seruan desakan bubarkan MUI, red) berasal dari orang yang tidak punya kerjaan. MUI tempat terhormat bagi para petinggi umat Islam," tegasnya. 

        Sebelumnya diketahui, Densus 88 menangkap anggota Komisi Fatwa MUI, Ahmad Zain An Najah karena terafiliasi Jamaah Islamiyah (JI).

        Usai penangkapan tersebut, desakan bubarkan MUI pun mulai ramai diperdebatkan masyarakat. 

        Menurut Aminudin, bubarkan MUI bukan menjadi solusi, yang mana untuk menekan terorisme di lembaga tersebut. 

        Dengan demikian, dia hanya merasa wacana tersebut hanya berupa gurauan yang tidak perlu ditanggapi serius. 

        "Itu hanya lucu-lucuan saja," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: