- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Revitalisasi Ekonomi, BRGM Bantu Warga Banyuasin Budidaya Semangka dan Ikan Patin
Guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan revitalisasi ekonomi di Banyuasin, Sumatera Selatan.
Adapun bantuan ekonomi tersebut yaitu berupa modal untuk budidaya semangka dan juga budidaya ikan patin.
Siswanto selaku Bendahara Kelompok Masyarakat Semangat Baru di Desa Baru, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin mengatakan, kelompoknya berhasil melakukan panen perdana dari hasil bantuan budidaya ikan patin yang diberikan BRGM.
"Kami mulai budidaya ikan patin itu sekitar bulan juli 2021 dengan menebar 15.000 bibit, kemudian setelah empat bulan berjalan ini kami sudah berhasil panen perdana dengan hasil 5,5 ton. Hasil panen sendiri dijual ke pengepul dengan harga Rp15.300 per kilogramnya dan untuk eceran dijual Rp17 ribu per kilogramnya,” ujar Siswanto.
Melihat potensi yang cukup besar, Siswanto berharap Desa Baru ke depannya bisa menjadi lumbung perikanan.
“Harapan kami, usaha ini dapat berkembang dan budidaya ikan patin ini tidak hanya dibuat sebagai sampingan saja tapi bisa jadi mata pencaharian utama. Karena banyak warga lain yang ingin bergabung, namun karena kuota saat ini kan masih terbatas, makanya kami berharap akan ada pengembangan dan perluasan pokmas,” ungkapnya.
Menurut Siswanto, program revitalisasi ekonomi yang diberikan BRGM ini cukup efektif dalam menggerakkan kelompok masyarakat dalam menjaga kawasan gambut guna mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu, manfaat lainnya juga turut dirasakan oleh Kelompok Tani Barokah Tani II di Desa Nusa Makmur, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin yang diberikan bantuan modal budidaya semangka pada tahun 2020 dan 2021.
“Biasanya dalam setahun kami berhasil panen semangka hingga tiga kali dan semuanya berhasil. Bahkan sempat di tahun lalu itu kami berhasil menjual hasil panen 33 ton semangka ke Bandung,” ungkap Marikun selaku Ketua Kelompok Tani Barokah Tani II.
Marikun mengatakan kelompoknya menanam semangka jenis juve non biji dan jenis inul di lahan seluas empat hektare.
Di mana dalam sekali panen bisa mendapatkan 20 ton hingga 30 ton semangka dengan harga jual Rp. 4.000. Namun hasil panen yang melimpah tersebut kini terkendala dengan harga jual semangka yang tengah anjlok.
"Oleh karena itu kami berharap BRGM terus memberikan pendampingan dan kami berharap nantinya ada pelatihan inovasi produk semangka, sehingga kami sebagai petani tidak rugi dan bisa menyiasati ketika harga anjlok,” ungkap Marikun.
Lebih lanjut Marikun menjelaskan bahwa budidaya semangka ini juga selain meningkatkan ekonomi masyarakat tapi juga menjadi cara jitu dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan.
“Semoga program ini diperpanjang terus dan diperluas serta menambah kelompok baru dengan bantuan budidaya lain. Saya berharap kelompok masyarakat ini bisa mengubah masyarakat sekitar untuk tidak lagi mengganggu hutan lindung saat kemarau sehingga kebakaran lahan gambut pun tidak terjadi lagi,” harap Marikun.
Kepala Sub Kelompok Kerja Provinsi Jambi, sekaligus Plt. Provinsi Sumatera Selatan, Zulfikar Ali, membenarkan bahwa program bantuan budidaya ikan dan semangka ini merupakan bagian dari upaya BRGM untuk mengentaskan terjadinya kebakaran dilahan gambut.
“Ini merupakan solusi yang kami tawarkan untuk mengurangi terjadinya kebakaran lahan gambut. Bantuan ini juga bagian dari program Revitalisasi Ekonomi Masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ” ujar Zulfikar.
Kedepan, menurut Zulfikar, BGRM juga rencanakan untuk memperluas budidaya ikan patin dan semangka ini. Sedangkan untuk menjamin keberlanjutanya.
"BRGM juga berikan pelatihan dan bantu pemasaran hasil panen ikan patin serta semangka secara intensif," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat