Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        El-Erian Allianz Ungkap Akan Terjadi Hal Terburuk Akibat Omicron: Mengacaukan Semua Harapan!

        El-Erian Allianz Ungkap Akan Terjadi Hal Terburuk Akibat Omicron: Mengacaukan Semua Harapan! Kredit Foto: Unsplash/Fusion Medical Animation
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Chief Economic Advisor Allianz, Mohamed El-Erian, menilai temuan varian baru Covid-19, yakni Omicron akan berdampak luas terhadap kondisi global. El-Erian menyebut, pasar mengkhawatirkan bahwa varian Omicron akan menyebabkan lebih banyak larangan dan pembatasan perjalanan. 

        Pada saat yang sama, El-Erian menyebut global harus berhadapan dengan periode pertumbuhan rendah dan inflasi tinggi (stagflasi). Hal itu adalah kekhawatiran yang berkembang di tengah pemberitaan varian Covid-19 yang kembali bermutasi. Dengan begitu, katanya, pasar mengkhawatirkan dua hal sekaligus untuk saat ini. Baca Juga: Gara-Gara Omicron, Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Loyo!

        "Satu, varian lain dari Covid-19 akan menghantam mereka dengan keras. Kita akan mengurangi perjalanan, kita akan lebih sedikit pergi ke restoran, dan kita mungkin memiliki batasan tambahan yang dikenakan pada kita. Dan isu nomor dua, pasar juga khawatir ini akan menyebabkan inflasi lebih banyak, rantai pasokan akan semakin terganggu," tegas El-erian, dilansir dari foxbusiness.com, Senin, 29 November 2021.

        Tak sampai di situ, El-Erian juga memperingatkan bahwa inflasi dapat berlanjut hingga tahun deoan dan untuk itu perlu ditanggapi dengan serius oleh regulator. Ia juga mengatakan bahwa The Federal Reserve (The Fed) seharusnya menyadari bahwa inflasi tidak terjadi untuk sementara. Pasalnya, inflasi yang masih akan terus berlangsung dapat memberikan efek domino dan menimbulkan permasalahan lain di kemudian hari.

        "Karena hal terburuk yang bisa terjadi adalah, selain gangguan pasokan, yang tidak bisa saya lakukan apa-apa, selain kekurangan tenaga kerja, mereka mengacaukan harapan kita dan kita mengubah perilaku lebih cepat lagi," katanya lagi.

        Kondisi tersebut akan menyebabkan perusahaan menaikkan harga lebih cepat dan penerima upah menuntut upah yang lebih tinggi. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: