Tokoh Nahdatul Ulama (NU) Umar Hasibuan atau Gus Umar merespons pembelaan Mantan Gubernur NTB Muhammad Zainul Madji terhadap Presiden Joko Widodo.
Pria yang akrab dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) itu membela Jokowi soal kata Muazin dalam unggahan media sosial sang presiden.
Baca Juga: Terkait Erupsi Semeru, Jokowi Perintahkan BNPB Lakukan Ini
Gus Umar pun menyendir TGB atas pembelaan itu. Dia bahkan menyebut TGB layak diangkat menteri agama oleh Presiden Jokowi.
“Baca pembelaannya Bikin senyum. Jadikan dia Menteri Agama pak @jokowi,” kata Gus Umar dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Jumat (23/7/2021).
Sebelumnya, TGB memberikan penjelasan perihal kata muazin yang telah diunggah oleh Presiden Joko Widodo saat Idul Adha 1442 Hijriah dalam laman Instagramnya @tuangurubajang.
Kata muazin itu sempat menjadi perbincangan, karena menganggap sebagai orang yang mengumandangkan adzan. Sementara Salat Idul Adha, tidak ada azan.
“Banyak komen terkait kata ‘muazin’ dalam postingan Pak Jokowi @jokowi di twitter. Tidak sedikit yang membully dan mentertawakan. Alasannya, tidak ada azan dalam shalat Id sehingga tidak perlu muazin,” kata Tuang Guru Bajang.
Ia menjelaskan soal itu, dan karena ini berkaitan dengan fikih. Oleh sebab itu, TGB mengutip tulisan Imam Nawawi RA dalam kitab Al-Majmu, salah satu kitab babon dalam fikih Syafii.
Imam Syafii dan Ashab (para tokoh utama Mazhab Syafii) mensunnahkan ucapan: Ash-shalatu jamiah (saat shalat id), berdasarkan qiyas dengan shalat gerhana. Imam Syafii mengatakan dalam bukunya Al-Umm. “Aku suka apabila Imam memerintahkan muazin untuk menyerukan di shalat Id dan shalat lain yang dilaksanakan secara berkumpul, “Ash-Shalatu jamiah’.
“Jadi istilah Muazin juga dipakai dalam shalat Id, hanya saja yang diserukan bukan azan yang biasa namun ucapan Ash-Shalatu jamiah. Dan inilah yang diamalkan selama ini,” tuturnya.
Baca Juga: Jenderal Dudung Abdurachman Datang, Reuni 212 Ambyar
Karena itu, Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia itu mengajak kepada masyarakat untuk berfikir jernih dalam melihat sesuatu, dan tidak menyalahkan orang lain.
“Pesan saya untuk diri saya dan kita semua, mari beragama dengan kejernihan dan kerendahan hati, jauhkan diri dari sifat gampang menyalahkan apalagi menghina orang lain. Siapa pun itu. Apalagi kalau kita sendiri ternyata masih fakir ilmu,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar
Tag Terkait: