Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Uang dan Harta Gak Dibawa Mati, Konglomerat TP Rachmat Serukan Para Pengusaha untuk Banyak Berbagi

        Uang dan Harta Gak Dibawa Mati, Konglomerat TP Rachmat Serukan Para Pengusaha untuk Banyak Berbagi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Konglomerat Indonesia, Theodore Permadi Rachmat alias TP Rachmat memiliki cita-cita yang sangat mulia. Ia memiliki mimpi tak ada lagi kemiskinan di Indonesia. Meski banyak berbagi, TP Rachmat sama sekali tak takut miskin. Karena, filosofi hidupnya justru ketika memberi, lebih banyak lagi yang ia dapatkan.

        Dalam video YouTube bertajuk "Teddy Rachmat yang mempunyai cita-cita tapi tak akan terwujud, dijamin nangis", TP Rachmat yang biasa disapa Teddy ini mengaku berbahagia setiap kali mendengar 'Terima kasih, Pak Teddy'.

        Baca Juga: Bikin Takjub! Meski Sukses dan Kaya Raya, TP Rachmat Tetap Ajarkan Anak Naik Angkot

        Teddy mengaku, satu kata yang dapat mendeskripsikan kesuksesannya hari ini adalah berkat kedisiplinan. Teddy juga banyak belajar dari ayahnya yang senantiasa mengingatkan agar ia menjaga nama baik dengan menepati janji dan komitmen, mandiri alias tidak bergantung dengan orang lain, kalau memiliki kelebihan jangan lupa berbagi.

        Dalam hidup, Teddy pernah merasakan 2x dipecat dan 2x bangkrut dalam membesarkan perusahaan. Teddy berujar bahwa manusia boleh bersedih. Jika ingin menangis, cukup satu minggu aja paling lama. Tapi jangan menyerah. Jika jatuh, bangun lagi. Jatuh kesepuluh kali, bangkitlah yang kesebelas kali.

        Bagi Teddy, hidup itu bahagia bukan karena harta. Tetapi dengan mensyukuri apa yang dimiliki. Kalau tak memiliki rasa cukup, sampai kapanpun tidak akan bahagia.

        Teddy memulai karirnya sebagai seorang sales. Namun, ia berhasil mendirikan perusahaan sendiri yang diawali dari garasi rumah. Kini, melalui Triputra Group, Teddy memiliki lebih dari 60.000 karyawan.

        Saat kecil, Teddy tumbuh di Kota Bandung, di mana rumahnya berdekatan dengan panti asuhan. Saat itu, ia baru berusia 5 tahun, dan merasa iba melihat anak-anak kecil di panti asuhan tersebut. Setiap pagi anak-anak itu berbaris, bahkan tak sedikit yang meminta makan kepada Teddy. Oleh karena itu, sejak kecil telah tertanam, jika suatu hari diberi kelebihan, Teddy berjanji akan membantu mereka.

        Sejak itu pula, beberapa kali Teddy menyadari bahwa berbagai masalah yang terjadi di Indonesia karena adanya kesenjangan. Pada tahun 1998, Teddy mulai aktif dalam kegiatan sosial dengan membentuk IJARI (Indonesia Belajar Mandiri) untuk membantu mahasiswa yang putus kuliah. Namun, yayasan itu perlahan berganti nama menjadi Yayasan Pelayanan Kasih A & A Rachmat yang berasal dari nama kedua orangnya, Adi dan Agustina.

        Melalui yayasan tersebut, Teddy membagikan 1.500 beasiswa setiap tahunnya. Selama bertahun-tahun berjalan, sudah lebih dari 10.000 mahasiswa yang mendapatkan manfaat dari beasiswa tersebut. Kemudian, yayasan tersebut juga membantu anak yatim piatu. Yang sudah terjamah ada lebih dari 6.500 anak yatim piatu untuk dibantu berupa uang.

        Kemudian, yayasan itu juga memiliki klinik kecil di daerah kumuh yang cukup membayar Rp5.000 tetapi sudah mendapat perawatan seperti obat. Teddy berujar bahwa itu semua memberikan makna dalam hidupnya.

        Meski demikian, masih ada mimpi Teddy yang belum terwujud, yakni melihat tak ada lagi kemiskinan di Indonesia. Teddy pun berpesan untuk para pengusaha agar senantiasa lebih banyak berbagi. Karena, uang dan harta tidak akan dibawa mati.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: