Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pantas Ganjar-Erick Lebih Unggul dari Anies-Sandi, Ini Alasannya...

        Pantas Ganjar-Erick Lebih Unggul dari Anies-Sandi, Ini Alasannya... Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil survei atau temuannya bertajuk "Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi dan Peta Elektoral Terkini", pada Minggu (5/12/2021).

        Sejumlah nama masuk menjadi kandidat calon presiden dan calon wakil presiden dalam survei Indikator Politik Indonesia (IPI), termasuk Joko Widodo (Jokowi). Dalam survei tersebut diketahui bahwa Prabowo Subianto mendapatkan 26,9 persen di atas Ganjar Pranowo yang meraih 23,2 persen. Sementara, Sandiaga Uno yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat tertinggal jauh dan hanya meraih 4,5 persen.

        Baca Juga: Prabowo dan Puan Maharani untuk 2024, Pengamat: Sangat Mengkhawatirkan...

        Pengamat komunikasi politik Cecep Handoko melihat Sandi tidak mendapatkan dukungan dari pemilih Jokowi yang lebih condong berpindah ke Ganjar. Sandi meski sudah masuk ke dalam kabinet, menurut Cecep, belum mampu meraih hari pendukung Jokowi. Bahkan, dengan raihan angka 4,5 persen, pendukung Jokowi terkesan menjauhi Sandi.

        Cecep Handoko berkata, faktor primodial sulit untuk dihilangkan di Pilpres 2024. Ia menilai, efek sebelumnya di mana kental nuasa kampanye politik identitas, jadi sisi negatif ke Sandi yang melekat. "Pendukung Jokowi mungkin tak ingin hal itu kembali terjadi sehingga lebih memilih Ganjar atau Prabowo," kata dia di Jakara, Rabu (8/12).

        Dengan suara pemilih Jokowi yang hanya 4,5 persen, Sandiaga tidak cukup pantas disebut favorit. Apalagi, hal itu akan bergantung dengan siapa dipasangkan. Dukungan kecil terhadap Sandi boleh jadi karena belum ada rekam jejak keberhasilan di birokrasi. Ketika menjabat wakil gubernur tidak tuntas, bahkan Sandi memilih maju menjadi cawapres. Setelah kalah di Pilpres 2019, ia justru masuk istana.

        Rekam jejak seperti itu, menurut Cecep, akan membuat publik merasa tidak ada konsistensi sehingga sedikit banyaknya akan berpengaruh pada elektabilitasnya di 2024 nanti. "Ketika memutuskan bergabung ke kabinet, dua pihak kecewa, pendukungnya dan tentu saja ketidaksukaan dari pendukung Jokowi," ucap Cecep.

        Cecep menilai, banyak pemilih Jokowi ketika di Pilpres sebelumnya beragam, multikultur, beragam etnis, dan cenderung mengedepankan keterbukaan dan kampanye nonpolitik identitas sehingga bebas menentukan siapa yang akan dipilihnya nanti di Pilres 2024.

        "Pemilih Jokowi kan beragam, begitu juga kelompok relawannya. Pemilih Jokowi pilih yang sesuai dengan ideologi dan kriteria capres mereka. Apalagi, Jokowi pun kasih kebebasan buat menteri-menterinya nyapres, berarti tidak ada kekhususan arahan untuk pilih capres tertentu," kata dia.

        Yang menarik, berdasar survei Indikator, dalam simulasi pasangan antara Ganjar Pranowo-Erick Thohir mendapat angka 31,1 persen, lebih tinggi dari simulasi Anies Baswedan–Sandiaga Uno sebesar 30,8 persen. Artinya, kombinasi Ganjar Pranowo-Erick Thohir justru lebih diminati oleh masyarakat, termasuk di dalamnya pendukung Jokowi.

        Bila Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo disandingkan di Pilpres 2024 menjadi sangat kuat sebagaimana temuan suvei tersebut. "Erick dan Ganjar menarik karena keduanya punya latar belakang berbeda baik secara primordial maupun profesi di mana Ganjar politisi tulen sementara Erick seorang enterpreneur sukses," kata Cecep.

        Faktor primordial di Pilpres 2024 nanti, kata dia, masih menjadi penentu. Pasalnya, Ganjar merupakan orang Jawa sementara Erick sendiri berasal dari Sumatera sehingga ini nantinya akan menjadi pertimbangan bagi para pemilih.

        Kata Cecep, elektabilitas tergantung dipasangkan dengan siapa. Bahkan, sejauh ini, Ganjar Pranowo merajai berbagai survei, namanya tetap unggul meski dipasangkan dengan nama-nama lain selain Erick Thohir.

        Namun begitu, 2024 masih cukup lama artinya konstelasi masih mencair bisa jadi ada jagoan baru terutama dari latar belakang militer. Kata dia, selain Prabowo ataupun Gatot Nurmatyo boleh jadi akan ada tokoh lain berlatar belakang militer yang punya kans besar untuk maju Pilpres.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: