Dukung Literasi Digital dan Inklusi Keuangan, OVO Siap Perluas Jaringan
Pandemi yang terjadi di seluruh belahan dunia, tidak bisa dipungkiri ikut menjadi salah satu alasan terjadinya akselerasi digital. Di Indonesia sendiri, Kementerian Keuangan Republik Indonesia mencatat, transaksi uang elektronik di Indonesia meningkat lebih dari 100 kali lipat dari Rp2 triliun pada 2012 menjadi Rp205 triliun pada 2020.
Sejalan dengan hal tersebut, OVO sebagai platform pembayaran digital, rewards dan layanan keuangan di Indonesia, siap mendukung akselerasi literasi digital dan inklusi keuangan serta Pemulihan Ekonomi Nasional guna mencapai nilai transaksi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025. Baca Juga: Makin Praktis, Sekarang OVO Hadir Sebagai Opsi Pembayaran di Google Play
Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO, mengatakan bahwa selama 4 tahun OVO hadir di Indonesia, OVO semakin memperluas jangkauannya dan mendapatkan penerimaan positif dan aktif dari masyarakat.
Melalui sebuah siaran resmi, ia mengatakan dengan tingkat brand awareness hingga 96 persen, OVO menjadi platform pembayaran digital terpopuler di Indonesia. OVO juga telah hadir di lebih dari 430 kota dan kabupaten, dengan lebih dari 1 juta merchant dari berbagai industri, termasuk UMKM yang telah mengimplementasikan QRIS.
“Kami sangat bersyukur dengan segala pencapaian OVO sepanjang tahun 2021. Dengan meyakini prinsip ekosistem terbuka, kami senantiasa terbuka menjalin kolaborasi dengan lini industri apapun, termasuk UMKM. Kami berharap dampak positif ini dapat terus kami tingkatkan, sehingga dapat mendukung upaya pemerintah dalam mencapai inklusi keuangan digital di Indonesia,” ujarnya, Kamis (22/12).
Harumi juga mengungkapkan, kehadiran OVO juga ikut mendongkrak transaksi UMKM dengan angka peningkatan transaksi harian sebanyak 70 persen. Melalui perluasan akses pasar, adaptasi teknologi, fasilitas transaksi non tunai dan promosi yang dilakukan OVO, sebanyak 84 persen UMKM terbantu oleh aplikasi OVO dan ampuh membantu daya tahan UMKM di tengah pandemi.
“55 persen UMKM tersebut menyatakan bahwa aplikasi OVO sangat mudah digunakan,” katanya.
Lebih lanjut, Harumi membeberkan catatan pencapaian OVO sepanjang tahun 2021 yang ditunjukkan dari berbagai alasan yang dipaparkan dalam survei Kadence International Indonesia terkait alasan penggunaan OVO.
Sebanyak 71 persen responden menyatakan bahwa mereka menggunakan OVO karena bisa digunakan di banyak aplikasi dan merchant online, disusul sebanyak 67 persen alasan responden menggunakan OVO karena dapat melakukan transfer saldo ke rekening bank, dan sebanyak 66 persen menggunakan OVO karena aplikasinya mudah digunakan.
“Dalam memenuhi kebutuhan pengguna di seluruh wilayah di Indonesia, OVO juga semakin memperluas layanan keuangan dengan menghadirkan metode pembayaran terbaru yang hadir di Bukalapak, JD.ID, dan Google Play. OVO juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai platform e-commerce terkemuka lainnya seperti Blibli, Bhinneka.com, Lazada, Sayurbox, Happy Fresh, McDonalds Indonesia, Sociolla, Tiket.com, Zalora dan masih banyak lagi,”
Selain itu, sebagai upaya menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked, di tahun 2021 ini Harumi mengatakan juga bekerjasama dengan BCA untuk pencairan saldo OVO di seluruh ATM BCA di Indonesia, serta pengisian saldo OVO secara offline di beberapa gerai mitra seperti Indomaret, PT Pos Indonesia, Lotte Mart, Mitra Bukalapak, Agen Faspay dan Agen Bank Mandiri.
“Hal diharapkan dapat meningkatkan sinergi online-offline dan mendorong kolaborasi antara semua pihak demi perluasan ekosistem digital bagi masyarakat Indonesia,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: