Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bencana di Mana-mana, Rakyat Malaysia Terang-terangan Muak dengan Pemerintah

        Bencana di Mana-mana, Rakyat Malaysia Terang-terangan Muak dengan Pemerintah Kredit Foto: Getty Images/AFP/Arif Kartono
        Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

        Rakyat Malaysia muak dengan pemerintah yang dianggap terlalu lamban dalam hal tanggapannya terhadap banjir parah di negara itu  bulan ini.

        Bencana banjir itu menewaskan sedikitnya 48 orang dan membuat hampir 70.000 orang mengungsi.

        Baca Juga: Penanganan Bencana Lambat, Netizen Malaysia Ngamuk-ngamuk: Kami Butuh Uang

        Curah hujan yang luar biasa deras yang dimulai pada 17 Desember menyebabkan banjir paling dahsyat di seluruh negara Asia Tenggara dalam hampir satu dekade.

        Jumlah korban tewas akibat bencana tersebut telah melampaui korban banjir tahun 2014 yang menewaskan 21 orang.

        Ketika kritik terhadap pemerintahan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah meningkat karena kurangnya peringatan dan kesiapsiagaan yang tepat.

        Pemerintah swtempat pada hari Rabu (30/12) mengumumkanbahwa mereka akan memberikan bantuan hampir USD 335 juta atau lenih dari Rp triliun  bagi mereka yang terkena dampak bencana, termasuk tunjangan kematian dan bantuan tunai.

        Tetapi kekhawatiran atas tanggapa otoritas  di masa depan meningkat karena Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NADMA) telah memperingatkan lebih banyak banjir akan melanda negara itu dalam beberapa hari mendatang.

        Di Selangor, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak  pejabat lokal mengatakan kepada Arab News bahwa tidak ada tindakan dari lembaga pemerintah selama krisis.

        Padahal kawasan itu merupakan pusat ekonomi Malaysia, berkontribusi lebih dari 22 persen terhadap PDB negara itu.

        "NADMA seharusnya datang untuk membantu menyelamatkan orang-orang tetapi tidak ada reaksi," kata Muhammad Shakir Ameer, seorang anggota dewan kota di ibukota Selangor, Shah Alam.

        Menurutnya, ini  menunjukkan betapa terputusnya hubungan pemerintah federal dan kurangnya empati saat orang-orang sekarat."

        Charles Santiago, seorang anggota parlemen dari distrik Klang, mengatakan LSM adalah penanggap pertama dan lembaga resmi datang untuk menyelamatkan hanya dua hari kemudian.

        “Pemerintah benar-benar tidak siap dan yang terburuk terjadi. Ini mengungkap kelemahan dalam sistem mereka ketika hanya pada hari Minggu mesin pemerintah berkumpul, ”katanya.

        Dia mengatakan, justru LSM yang  bergerak sebelum itu untuk mengatur upaya bantuan.

        “Mereka harus mengumpulkan perahu dan menyelamatkan orang, menampung mereka dan bahkan memasak untuk mereka,” kata Santiago.

        Pengungsi banjir Shahrin Rodi mengatakan dia dan keluarganya telah kehilangan segalanya.

        "Peringatan datang terlambat. “Kami berhasil keluar dari rumah tanpa menyelamatkan barang-barang kami. kelunya.

        Respon yang lamban juga memicu reaksi keras dari pihak oposisi.

        “Ketidaksiapan pemerintah untuk menghadapi akibatnya dan tidak memiliki rencana yang siap untuk mengurangi bencana itu sangat buruk,” kata pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan 76 anggota parlemen lainnya dalam sebuah pernyataan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: