Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        'Mimpi' Refly Harun Cs Soal Presidential Threshold 0 Persen Dinilai Pakar Ini Sebagai Pepesan Kosong

        'Mimpi' Refly Harun Cs Soal Presidential Threshold 0 Persen Dinilai Pakar Ini Sebagai Pepesan Kosong Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Usulan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold nol persen menuai pro dan kontra.

        Terkait hal ini, Dewan Pakar Asosiasi Pembicara Profesional Indonesia Emrus Sihombing menyampaikan analisisnya.

        Adapun presidential threshold nol persen disebut-sebut akan memunculkan banyak paslon baru bagi rakyat pada Pilpres 2024.

        "Jika para pengusul mengatakan agar banyak pilihan paslon pada Pilpres 2024 bagi rakyat, ini jelas hanya pepesan kosong," ujar Emrus kepada GenPI.co, Sabtu (1/1). 

        Tentu bukan tanpa alasan Emrus menyebut tujuan pengusul presidential threshold nol persen itu sebagai pepesan kosong. 

        Baca Juga: Refly Harun Cs Harus Siap-siap, Pakar Ini Sesumbar Uji Materi Presidential Threshold Akan Ditolak

        Sebab, kata Emrus, utamanya mereka ingin mewujudkan kepentingan politik dengan  seolah berlindung agar lebih banyak pilihan bagi rakyat sebagai dasar argumentasinya.

        "Saya pastikan tidak demikian. Akan menimbulkan berbagai persoalan bidang politik ke depan karena demokrasi belum dewasa, termasuk kemungkinan terjadi deparpolisasi," kata Emrus. 

        Untuk diketahui, sejumlah pihak menggugat aturan presidential threshold ke MK agar turun menjadi nol persen. 

        Gugatan itu dilakukan agar semua partai bisa mengusung calon presiden (capres) tanpa terganjal persentase suara di parlemen.

        Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, ambang batas pencalonan presiden mensyaratkan partai politik atau gabungan harus memenuhi syarat perolehan minimal 20 persen jumlah kursi DPR. (*)

        Baca Juga: Presidential Threshold Tidak Perlu 0 Persen, Ini Alternatif yang Bisa Dilakukan

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: