Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Abu Janda Bela Jenderal Dudung dan Brigjen Fauzi, Singgung Soal Bahayanya Islam Radikal

        Abu Janda Bela Jenderal Dudung dan Brigjen Fauzi, Singgung Soal Bahayanya Islam Radikal Kredit Foto: Instagram/Permadi Arya
        Warta Ekonomi -

        Pegiat media sosial, Permadi Arya atau Abu Janda merespon pihak-pihak yang kerap menyindir TNI yang seolah hanya mengurusi para Ulama dan Habib, hingga lupa akan ancaman Teroris Papua atau OPM.

        Menurut Abu Janda, antara OPM dan kelompok yang dia sebut sebagai islam radikal, lebih berbahaya islam radikal.

        Baca Juga: Habib Bahar Jadi Tersangka, Buya Yahya: Kalau Salah Seharusnya...

        Dia beralasan, OPM hanya mengancam Papua melepaskan diri dari Indonesia dan mendirikan negara sendiri, sementara Islam radikal, mengancam ubah dasar negara menjadi syariat Islam.

        “Ada yang mengolok TNI katanya nggak urusin OPM malah urusin Bahar. Mari kita ulas, mana yang lebih berbahaya, OPM atau kelompok Islam radikal,” ujar Abu Janda di akun Instagram-nya, dikutip Selasa 4 Januari 2022.

        “OPM bertujuan ingin merdeka, ingin lepas dari Indonesia, ingin mendirikan negara Papua. Sedangkan Islam radikal, betujuan mengganti dasar negara Indonesia dengan syariat Islam,” sambungnya.

        Dia mengangap, OPM tidak berbahaya meskipun mereka memakai senjata laras panjang. Kata Abu Janda, Islam radikal yang berbahaya karena mereka menggunakan ayat-ayat dalam Alquran.

        Baca Juga: Omongan Habib Bahar Menggelegar! Sebut Dirinya Tak Takut Dipenjara...

        “Jadi OPM hanya menarget satu provinsi saja, sedangkan Islam radikal menarget seluruh Indonesia. OPM bersenjatakan senjata laras panjang, Islam radikal bersenjatakan ayat yang ditafsirkan keliru untuk menyesatkan anak bangsa,” kata Abu Janda.

        “OPM membunuh anggota TNI di Papua, islam Radikal membunuh nalar generasi mendatang melahirkan bibit-bibit teroris,” katanya lagi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: