Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        November 2021, Nilai Ekspor di Sumut Turun 10,12 Persen

        November 2021, Nilai Ekspor di Sumut Turun 10,12 Persen Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat.
        Warta Ekonomi, Medan -

        Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada November 2021 mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2021.

        Dinar Butar-butar, SE, M.Si selaku Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Sumatera Utara mengatakan adanya penurunan tersebut yaitu dari US$1,10 miliar menjadi US$988,88 juta atau turun sebesar 10,12 persen. 

        Baca Juga: Pelaksanaan Vaksinasi Booster di Sumut Masih Menunggu Arahan Pusat

        "Bila dibandingkan dengan November 2020, ekspor Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 37,12 persen Golongan barang yang mengalami kenaikan nilai ekspor terbesar Sumatera Utara pada November 2021 terhadap Oktober 2021 adalah golongan karet dan barang dari karet sebesar US$18,36 juta (16,58%)," katanya, Kamis (6/1/2022).

        Sedangkan ekspor ke Tiongkok pada November 2021 merupakan yang terbesar yaitu US$159,41 juta diikuti Amerika Serikat sebesar US$128,50 juta dan Rusia sebesar US$56,87 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,87 persen.

        "Menurut kelompok negara utama tujuan ekspor pada November 2021, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$312,27 (31,58%)," ujarnya.

        Pengamat Ekonomi dari Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan jika mengacu kepada harga, maka Desember 2021 ekspor Sumut masih berpeluang untuk lebih rendah dibandingkan dengan November 2021. Karena harga CPO sempat menyentuh level 4.295 ringgit per ton. Meskipun saat ini harga berbalik dikisaran 4.800-an ringgit per ton. 

        "Disisi lain kenaikan ekspor karet ini kita harapkan terus berlanjut di tahun yang akan datang. Peningkatan ekspor karet di November 2021 ini juga terlihat dari tren harga karet di November yang rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan bulan oktober," katanya.

        Sejak Oktober memang terjadi lompatan pada harga karet. Dimana Oktober harga karet sempat di bawah 200 yen per Kg, dan naik hingga mampu diatas 222 yen per Kg di bulan November.

        "Jadi untuk kinerja ekspor ini yang perlu dilihat bukan dari sisi harganya saja, volume ekspor juga perlu diperhatikan. Karena bisa saja secara volume ekspor tidak naik atau bahkan turun, tetapi karena harganya naik secara nominal ekspor terlihat mengalami kenaikan. Akan tetapi sudah barang pasti, ekspor secara nominal naik, berarti ada penambahan devisa dari sisi ekspor," pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Khairunnisak Lubis
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: