Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gegara Cuitan Ferdinand Panjang Dah Nih Urusan... Pengamat: Berpeluang Menimbulkan Multitafsir!

        Gegara Cuitan Ferdinand Panjang Dah Nih Urusan... Pengamat: Berpeluang Menimbulkan Multitafsir! Kredit Foto: Twitter/Ferdinand Hutahaean
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga ikut menanggapi cuitan pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean.

        Diketahui dalam cuitannya,  Ferdinand beberapa waktu lalu menuliskan kalimat: "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela," 

        "Cuitannya memang berpeluang menimbulkan multitarfsir," ujar Jamiluddin dilansir dari GenPI.co, Sabtu (8/1).

        Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menuturkan masyarakat bisa menafsirkan Allahmu lemah, ditujukan kepada yang memiliki keyakinan di luar keyakinan Ferdinand.

        Baca Juga: Ya Ampun... Gegara Cuitan Gaduh Ferdinand, Bareskrim Sampai Periksa Ahli Agama

        "Sementara itu, Allah yang sejalan dengan keyakinannya dianggap kuat," lanjutnya.

        Jika tafsirannya seperti itu, bisa menimbulkan persepsi bahwa cuitan Ferdinand mengandung SARA. 

        "Hal itu dengan sendirinya dapat menimbulkan kemarahan di tengah masyarakat," tegasnya.  

        Sebab, persoalan SARA, khususnya agama, memang sensitif di negeri tercinta. 

        Sebelumnya, cuitan 'Allahku ternyata lemah' membuat pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean harus berurusan dengan kepolisian dengan dua laporan.

        Ferdinand dilaporkan ke polisi oleh Ormas Brigade Muslim Indonesia (BMI) lantaran cuitan di Twitter yang diduga mengandung unsur SARA.

        Baca Juga: Dianggap "Sakti", Polda Metro Sesumbar Akan Proses Kasus Dugaan Ujaran Kebencian Denny Siregar!

        Kedua, Ferdinand dilaporkan oleh Ketua DPP KNPI Haris Pratama soal menyebarkan informasi atau berita bohong. (*)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: