Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Politik Arab Saudi Mendadak Panas, Mohammed bin Salman Dicap Yahudi

        Politik Arab Saudi Mendadak Panas, Mohammed bin Salman Dicap Yahudi Kredit Foto: Reuters/Courtesy of Saudi Royal Court/Bandar Algaloud
        Warta Ekonomi, Riyadh -

        Situasi pollitik Arab Saudi mendadak terasa panas Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dicap Yahudi.

        Cap Yahudi itu muncul gegara putra mahkota mengizinkan bioskop dan konsumsi alkohol di Kerajaan Arab Saudi.

        Baca Juga: Arab Saudi Krisis Rudal Gara-Gara Beli Sistem Pertahanan Buatan Amerika

        Pangeran MBS, putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, dianggap telah meluncurkan reformasi ekonomi, sosial dan budaya di bawah program yang dinamakan Visi 2030 Arab Saudi.

        Melalui reformasi itu, MBS ingin ekonomi Arab Saudi berhenti dari ketergantungan pada minyak.

        Berbagai hiburan dan event berskala internasional termasuk konser musik telah digelar di Arab Saudi.

        Presiden Asosiasi Imam Seluruh India, Maulana Sajid Rashidi, akhirnya murka. Dia terang-terangan menuding MBS Yahudi.

        "Saya tidak akan gentar untuk mengatakan bahwa MBS bisa jadi anak dari orang tua Yahudi," katanya, seperti dikutip OpIndia, Senin (10/1/2022).

        Tudingan itu muncul selama interaksi Rashidi dengan jurnalis Pakistan; Arzoo Kazmi, yang videonya telah diunggah di saluran YouTube jurnalis tersebut.

        "Orang Yahudi memiliki misi merusak untuk membereskan Islam. Mereka bekerja untuk menabur perselisihan di antara umat Islam dan menyebabkan pertikaian di antara kita. Jadi, saya tidak akan terkejut jika MBS memiliki keturunan Yahudi," kata Rashidi.

        Rashidi mengatakan bahwa Putra Mahkota Saudi MBS sedang mencoba untuk menjauhkan Muslim dari keyakinan mereka.

        Saat ditanya bagaimana MBS berusaha untuk mencairkan interpretasi puritan Islam di Kerajaan Saudi dengan membawa reformasi, Rashidi menjawab tegas.

        Dia menyatakan, pembukaan toko minuman keras, bar dan kasino tidak dapat disebut sebagai reformasi di bawah Islam.

        Dia menambahkan, sebaliknya, mengizinkan konsumsi minuman keras dan perjudian sangat dilarang oleh Islam dan dianggap haram.

        “Apa yang disebut reformasi yang dibawa oleh Mohammed bin Salman tidak sesuai dengan Islam. Dia harus mengambil sehelai daun dari buku-buku nenek moyangnya, bagaimana mereka menjaga martabat kerajaan dan melindungi kehormatan Islam," katanya.

        Arab Saudi pun punya warna beda. Hijab ak tlagi seketat dulu. Pembukaan toko minuman keras, gedung bioskop, dinilai bisa sangat membahayakan Islam.

        Tapi pemerintah Kerajaan Arab Saudi memilih diam. Belum ada satu pun yang berkomentar atas tudingan tokoh muslim India tersebut. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: