Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kejar Zero Net Emission, PGN Perluas Infrastruktur Gas Bumi

        Kejar Zero Net Emission, PGN Perluas Infrastruktur Gas Bumi Kredit Foto: PGN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT PGN (Tbk) pastikan komitmen dan konsistensi untuk mewujudkan kemandirian energi di dalam negeri, melalui penguatan pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi.

        Komitmen tersebut dilakukan diitengah upaya pemerintah dan masyarakat global untuk mewujudkan zero net emission pada 2050-2060. Pasalnya, Gas bumi merupakan salah satu produk energi fosil yang terbukti bersih, ramah lingkungan dan efisien, akan memiliki peran strategis dalam proses transisi menuju zero net emission tersebut. 

        Baca Juga: Konsistensi PGN Perluas Utilisasi Gas Bumi Menuju Zero Net Emission

        “Terkait renewable energy, kita harus melihat dan mempertimbangkan energi yang lebih bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih. Target zero net emisi adalah tahun 2050-2060. Energi masa transisi untuk mencapai target tersebut (adalah) energi yang bersih dari fosil yaitu gas,"ujar Komisaris Utama PGN, Arcandra Tahar dalam keterangan tertulis yang diterima Sabtu (15/1/2022).

        Sementara itu, Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto mengatakan sebagai perusahaan yang fokus di sektor energi, PGN senantiasa membuka ruang untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada untuk memenuhi kebutuhan energi, khususnya gas bumi, yang pastinya akan terus meningkat.

        Pengembangan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi dalam masa transisi energi saat ini diharapkan dapat menumbuhkan bisnis gas PGN sebagai Subholding Gas Pertamina. 

        Untuk tahun 2022, PGN menargetkan peningkatan pengelolaan niaga gas untuk sektor retail, komersial, serta sektor-sektor kelistrikan menjadi lebih dari 1.000 BBTUD termasuk pengelolaan trading LNG internasional.

        "Dengan peran gas bumi sebagai energi transisi, PGN juga mendorong pertumbuhan pengelolaan niaga Subholding Gas menjadi sekitar 1.400 BBTUD pada tahun 2027," ujar Haryo.

        Haryo mengatakan, mulai 2022 hingga 2027 diproyeksikan suplai LNG akan terus meningkat yang disebabkan oleh menurunnya pasokan gas pipa eksisting. 

        Selain itu, diharapkan juga terjadi peningkatan demand LNG retail untuk area yang jauh dari infrastruktur eksisting. Demand tersebut akan disuplai baik melalui liquefaction gas pipa maupun non pipa, serta utilisasi stranded gas.

        Segmen industri masih tetap menjadi backbone demand terbesar Subholding Gas di mana sinergi untuk penyediaan gas bagi Kilang dan smelter, termasuk adanya terobosan dalam pemilihan teknologi dan penyediaan moda non pipa CNG/ LNG retail dengan pemanfaatan sumber gas stranded, sangat dibutuhkan.

        "Segmen transportasi juga bertumbuh seiring dengan meningkatnya konversi BBM menjadi gas bumi untuk segmen kapal, kendaraan logistik, darat, dan kereta api," ungkapnya. 

        Haryo melanjutkan, pertumbuhan volume juga berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan 1 juta rumah tangga per tahun sampai dengan tahun 2026.

        “Pengelolaan energi nasional dan dunia, masih tetap menumbuhkan optimisme PGN ke depan dalam mengembangan infrastruktur dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam transisi energi saat ini,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: