Ya Ampun, Bukan Dua... Rumah Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti Disatroni Lima Polisi!
Kediaman Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti dikabarkan didatangi oleh lima orang polisi. Kedatangan polisi tersebut bermaksud untuk menjemput paksa Fatia untuk diperiksa dalam kasus perseteruan antara dirinya bersama Direktur Lokataru Haris Azhar dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Ketua Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur.
"Pagi ini sekitar Pukul 08.00 ada lima polisi datang ke tempat tinggal Fatia Maulidiyanti mau jemput dan bawa (Fatia) ke Polda Metro Jaya. Alasan mau jemput paksa untuk pemeriksaan," kata Isnur, Jakarta, Selasa (18/1/2022). Namun Fatia menolak penjemputan itu. Fatia menyatakan bakal langsung mendatangi Polda Metro Jaya pada pukul 11.00 WIB.
Baca Juga: Waduh... Luhut Tegas Banget Soal Ini Sampai Minta Jangan Ada Diskusi Lagi, Mohon Disimak!
Kendati demikian, masih ada satu mobil polisi yang bersiap mengikuti Fatia.Seperti diketahui, perkara antara Fatia dan Haris dengan Luhut telah naik ke tahap penyidikan. Keduanya seharusnya menjalani pemeriksaan sebagai saksi pada 6 Januari 2022. Namun, mereka meminta ditunda hingga awal Februari mendatang.Meski sudah naik menjadi penyidikan, polisi belum menetapkan tersangka dalam perkara ini.
Status penyidikan menandakan penyidik meyakini ada dugaan tindak pidana dalam perkara Luhut dengan Haris dan Fatia itu.Dalam perkara ini, Luhut melaporkan Haris Azhar dan Fatia ke Polda Metro Jaya atas tuduhan pencemaran nama baik. Hal itu terdapat dalam video yang diunggah oleh akun YouTube Haris Azhar bulan Agustus 2021.
Di dalam video, Haris dan Fatia membahas hasil riset sejumlah organisasi, seperti KontraS, Walhi, Jatam, YLBHI, Pusaka tentang bisnis para pejabat atau purnawirawan TNI AD di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi daerah Blok Wabu di Intan Jaya, Papua. Laporan dibuat setelah Luhut Binsar Pandjaitan melayangkan dua kali somasi kepada mereka.
Baca Juga: PKS Tolak Usulan Luhut Soal Pencabutan DMO dan PLN Membeli Batu Bara dengan Harga Pasar
Luhut merasa jawaban Fatia dan Haris Azhar dalam somasi tidak memuaskan. Salah satu poin dalam somasi yang tak dilakukan keduanya adalah meminta maaf. []
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto