Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ribuan Karyawan Unilever Global Akan Terdampak PHK Besar-Besaran!

        Ribuan Karyawan Unilever Global Akan Terdampak PHK Besar-Besaran! Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nasib ribuan karyawan Unilever di ujung tanduk. Perusahaan raksasa berskala tersebut akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.500 karyawan  secara global. Produsen sabun Dove dan es krim Magnum ini diketahui memperkerjakan hingga 149 ribu karyawan di seluruh dunia. 

        Melansir dari Reuters, keputusan PHK massal tersebut seiring dengan rencana bisnis Unilever untuk fokus ke lima bidang produk utamanya. Kelima bidang tersebut meliputi kecantikan dan kesejahteraan, personel care, home care, nutrition, dan es krim. Upaya tersebut dikatakan Unilever sudah berjalan selama satu tahun. Baca Juga: Net TV Resmi Gabung di Pasar Modal Bikin Heran Bukan Kepalang: Bisnis Rugi Kok IPO?

        "(Unilever) berpindah ke lima grup bisnis yang berfokus pada kategori akan memungkinkan kami untuk lebih responsif terhadap tren konsumen dan saluran, dengan akuntabilitas pengiriman yang sangat jelas," pungkas CEO Unilever, Alan Jope, dilansir pada Rabu, 26 Januari 2022. 

        Pihak Unilever global menyampaikan bahwa perubahan yang dilakukan melalui efisensi tingkat manajemen dilakukan dengan tunduk pada hasil diskusi. Dalam hal ini, para pekerja bagian pabrik disebut tidak akan terdampak oleh kebijakan tersebut.

        "Model organisasi baru yang diusulkan akan menghasilkan pengurangan peran manajemen senior sekitar 15% dan lebih banyak peran manajemen junior sebesar 5%, setara dengan sekitar 1.500 peran secara global," tegas manajemen Unilever global.

        Unilever, yang sahamnya telah turun sekitar seperempat dari rekor tertinggi mereka pada 2019, pekan lalu secara efektif membatalkan rencana untuk membeli bisnis perawatan kesehatan konsumen GlaxoSmithKline (GSK) (GSK.L) seharga 50 miliar pound (U$67 miliar). Proposalnya, yang ditolak oleh GSK, dikritik secara luas oleh investor karena mahal dan berisiko.

        Unilever diperkirakan pada bulan depan akan melaporkan penurunan pendapatan bersih setahun penuh. Perusahaan ini menghadapi peningkatan biaya bahan baku, tenaga kerja, dan transportasi di masa pandemi.

        Analis GlobalData Ramsey Baghdadi mengatakan, Unilever harus fokus pada penguatan jajaran produknya saat ini dan menjangkau pelanggan baru, daripada melakukan diversifikasi ke sektor lain seperti perawatan kesehatan.

        Catatan Redaksi:

        Terdapat tambahan pernyataan resmi dari pihak Unilever pada paragraf 4 dan 5 mengenai dampak pengurangan karyawan secara global.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: