Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Ingatkan Exit Strategi Harus Perhatikan Tiga Hal ini

        BI Ingatkan Exit Strategi Harus Perhatikan Tiga Hal ini Kredit Foto: Bank Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Exit strategy(normalisasi kebijakan paska Quantitative Easing) harus dilakukan secara well calibrated, well communicated dan well planned untuk menjaga stabilitas sehingga pemulihan ekonomi dapat tetap terjaga. Hal ini menjadikan exit strategy sebagai salah satu agenda prioritas Presidensi G20 dalam mewujudkan pemulihan bersama.

        Demikian disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo dalam Seminar Internasional G20 yang mengangkat tema “Safeguarding Growth Momentum", pada hari ini (26/1/2022).

        Lebih lanjut Dody menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif didukung oleh sinergi bauran kebijakan yang ditempuh di tengah ketidakpastian yang tinggi. Baca Juga: Jaga Transparansi, BI Luncurkan Tiga Laporan Sekaligus

        Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 diperkirakan pada kisaran 3,2-4,0 % pada 2021, dan meningkat pada kisaran 4,7-5,5% pada 2022 ditopang oleh konsumsi swasta, investasi  dan ekspor di tengah risiko terkait pandemi Covid-19 yang tetap perlu diwaspadai. 

        "BI akan mengarakan fokus kebijakan moneter pada 2022 dalam menjaga stabilitas dengan memitigasi dampak dari normalisasi di negara maju. Sementara itu, kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang serta ekonomi keuangan influsif dan hijau akan diarahakan untuk mendukung pemilihan ekonomi," tuturnya.

        Pada kesempatan tersebut, Deputy Director General, Ministry of Economy and Finance South Korea, Mr. Byungsik Jung menyampaikan pentingnya pengelolaan utang  dan aliran modal  dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi global.

        "Normalisasi di negara maju akan meningkatkan tekanan  terkait dengan utang dan aliran modal sehingga diperlukan dukungan dan kerjasama global dalam mengatasi tantangan tersebut," ungkapnya.

        Senada dengan itu, Helmi Arman, Chief Economist Citibank Indonesia, menyampaikan bahwa  normalisasi akan berdampak pada aliran modal, meskipun  beberapa negara emerging market diperkirakan tetap mendapat persepsi yang positif dari investor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: