Peneliti Bongkar Posisi Indonesia di Asia Pasifik, China Vs Amerika Makin Panas
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siswanto menilai bahwa semangat bebas aktif politik luar negeri Indonesia makin sulit untuk dilakukan dalam waktu mendatang.
Siswanto mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan derasnya persaingan antara negara-negara besar, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
Baca Juga: Ada Kabar Baik Antara Indonesia dan China, Cuan Besar yang Makin Menggembirakan
"Kita bisa lihat persaingan antara China dan Amerika Serikat yang makin lama makin ketat," ujarnya dalam "Proyeksi Demokrasi dan Dinamika Politik 2022", Rabu (2/2/2022).
Meskipun begitu, Siswanto menegaskan prinsip politik luar negeri bebas aktif harus terus diimplementasikan agar Indonesia tak terjebak pada persaingan global.
Hal tersebut ditambah dengan peran krusial Indonesia sebagai negara kekuatan menengah (middle power).
"Middle power akan menjadi makin penting dalam hubungan antara negara maju dan miskin. Indonesia menjadi negara penengah dan mediator di antara keduanya," ungkapnya.
Siswanto mengatakan bahwa negara maju memiliki sumber dana, sehingga seharusnya memberikan bantuan kepada negara miskin.
Ketiadaan pemimpin global di era sekarang memberikan peluang kepemimpinan dan inisiator kolaborasi kepada negara-negara dengan kekuatan menengah.
Oleh karena itu, Indonesia berperan untuk memastikan hubungan kedua negara tersebut bisa terjalin dengan baik.
"Di antara negara miskin itu adalah Timor Timur, Mozambik dan lain sebagainya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: