Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menanggapi santai berbagai tudingan miring yang dialamatkan untuk dirinya termasuk tudingan serius yang menyebut dirinya anti Islam yang sempat bikin heboh masyarakat pengguna media sosial.
Dudung menegaskan, semua tudingan yang diarahkan kepadanya terkait agama Islam tak ada satupun yang benar.
“Jadi kalau ada orang mengatakan saya menjauhi Islam itu salah besar,” katanya di Mabesad, Jakarta Pusat dikutip Selasa (8/2/2022).
Baca Juga: KSAD Dudung Singgung HRS dan Bahar Smith, Langsung Dibalas Pentolan PA 212, Disebut Sedang Ketakutan
Untuk memperkuat argumennya, Dudung mengatakan dirinya sewaktu masih anak-anak sudah dididik oleh keluarga muslim yang taat. Bahkan dirinya juga telah belajar agama Islam sejak masih kecil. Tidak hanya itu, Dudung mengaku dirinya juga adalah jebolan pesantren.
“Saya santri saya tidak pernah lewat lima waktunya, tidak pernah lewat puasanya. Jadi kalau saya mengatakan menjauhi Islam itu salah,” tegasnya.
Beranjak dewasa, lanjut Dudung dirinya juga tidak pernah absen memberi ceramah di sejumlah tempat ibadah, hal ini kata Dudung masih ia lakoni sampai sekarang, terlebih memberi ceramah kepada prajurit TNI.
“Di Kultum (hadapan prajurit) saya sering menyampaikan kalau mempelajari agama jangan terlalu mendalam kalau tidak ada ustadnya, tidak ada kyainya, tidak ada gurunya. Tapi kalimat itu dipotong, makanya kalau saya sampaikan benar sekalipun itu tetap akan jadi persoalan,” katanya.
Adapun tudingan Dudung anti Islam ini mencuat setelah dirinya mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyebut selalu berdoa menggunakan bahasa Indonesia karena Tuhan bukan orang Arab. Pernyataan itu ia sampaikan di penghujung tahun 2021 lalu dalam sebuah podcast yang tayang di saluran Youtube.
Dudung kemudian kembali meluruskan pernyataan tersebut. Dia menjelaskan, konteks dari pernyataan tersebut, Tuhan adalah Sang Pencipta seluruh makhluk di muka bumi dan Tuhan Maha Mengetahui dari segalanya. Oleh karena itu, kata Dudung, siapapun umat manusia ketika dirinya berdo’a kepada Tuhan YME pasti akan didengar oleh Sang Khalik atau Sang Pencipta.
“Makanya saya sampaikan Tuhan kita bukan orang Arab, siapapun yang berdoa kepada Tuhan dengan bahasa apapun pasti Tuhan akan mendengar, karena Tuhan Maha Mengetahui dan Maha Mendengar,” ujarnya.
“Saya sampaikan saya berdoa pakai bahasa Indonesia. Ya Tuhan anak saya hari ini ujian semester, mohon diberikan ketenangan semoga bisa menyelesaikan persoalan itu dengan baik dan nilainya bagus. Nah, kalau harus berdoa bahasa Arab saja, kan tidak semuanya kita tahu bahasa Arabnya apa. Jadi kalau kita pakai bahasa Indonesia Allah itu mengerti, karena Allah tau bahasa sunda, bahasa jawa, bahasa ambon, bahasa Inggris aja Allah tahu. Karena Allah Maha Mengetahui,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: