Puan Maharani 'Curhat' Nggak Disambut Gubernur, Pengamat: Pemimpin yang Gila Hormat Tak Layak di...
Ketua DPR RI Puan Maharani menyinggung ketidaksukaannya pada salah satu gubernur saat berkunjung ke Sulawesi karena pernah merasa tidak disambut.
Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menilai ketidaksukaan Puan itu sangat disayangkan.
"Sebagai Ketua DPR, tentu aneh bila Puan masih berharap disambut gubernur," ujar Jamiluddin dilansir dari GenPI.co, Jumat (11/2).
Menurutnya, gubernur sebagai eksekutif di daerah tidak punya kewajiban untuk menyambut ketua DPR yang berkunjung ke wilayahnya.
"Jadi, Puan tampaknya tidak bisa membedakan seseorang itu sebagi gubernur dan kader partainya," lanjutnya.
Baca Juga: PDIP Terkesan Memanas karena Curhatannya, Puan Maharani Kena Tegur Megawati? Pengamat: Tidak Mungkin
Akademisi dari Universitas Esa Unggul mengatakan di era demokrasi ini, persoalan sambut menyambut seharusnya sudah diminimalkan.
Pasalnya, pemimpin bukan untuk dihormati tetapi bekerja untuk kepentingan rakyatnya.
"Pemimpin yang gila hormat sudah tak layak di negara demokrasi," tegasnya.
Pemimpin seperti itu menurutnya hanya terlihat hebat di seremonial tapi minim prestasi kerjanya.
"Lagi pula, pemimpin yang suka disambut umumnya di negara otoroter, di situ pemimpin bangga dielu-elukan," ucapnya.
Terlebih, Puan digadang-gadang akan mengikuti kontestasi Pilpres 2024.
Baca Juga: Curhat Puan Maharani Diduga Mengarah ke Ganjar Pranowo, FX Rudy: Kalau Presiden Wajib Dijemput!
"Sayangnya, kalau Puan gila hormat tampaknya tak cocok menjadi pemimpin di era demokrasi," pungkasnya. (*)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto