Minamas Plantations berkolaborasi dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) untuk memproduksi benih unggul Simalungun. Kolaborasi ini telah dimulai sejak tahun 2012 melalui pusat penelitian MRC yang berlokasi di Riau.
Pada Februari 2003 lalu, PPKS telah resmi menerima SK Menteri Pertanian Nomor: 137/Kpts/TP.240/2/2003 yang merupakan hak paten PPKS dalam memproduksi Simalungun.
Baca Juga: Di Balik Polemiknya, Ternyata Perkebunan Sawit Indonesia Adalah Contoh Pertanian Berkelanjutan
“Kerjasama ini merupakan salah satu upaya kami dalam meningkatkan produktivitas, profitabilitas, dan kinerja perkebunan kelapa sawit. Selain itu, kerjasama ini juga bertujuan untuk mempermudah petani sawit khususnya yang berada di seluruh Indonesia dalam mendapatkan benih unggul yang asli,” ungkap CEO Minamas Plantation, Azmi Jaafar, dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Rabu (23/2/2022).
Benih yang diproduksi dan disalurkan saat ini merupakan benih Simalungun yang didapatkan dari persilangan antara induk Dura Deli terbaik dengan induk Pisifera keturunan SP540T murni, karena dinilai paling cocok untuk menghasilkan bibit berkualitas dengan tingkat produksi yang tinggi.
Sementara itu, Head MRC, Dr. Shahrakbah Yacob menyampaikan, benih Simalungun memiliki potensi produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 33,7/ton/hektar/tahun dan juga bisa menghasilkan CPO sebanyak 10,4/ton/hektar/tahun.
Dibandingkan dengan benih lain, Simalungun memiliki keunggulan dari sisi kandungan dan produksi minyak yang tinggi. Selain itu, Simalungun juga memiliki rasio oil to bunch yang tinggi. Artinya, memiliki potensi kandungan minyak yang tinggi dalam setiap tandannya.
Tanaman mulai dapat dipanen pada umur 22 bulan setelah tanam di lapangan. Tidak hanya menghasilkan buah dan minyak yang tinggi, kecambah Simalungun juga diklaim memiliki daya adaptasi luas yang baik termasuk di tanah marjinal sehingga dapat ditanam pada berbagai tipe lahan kelapa sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: