Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Manfaatkan Berbagai Fitur Teknologi, Citi Indonesia Bagikan Saran Berinvetasi Saat Pandemi

        Manfaatkan Berbagai Fitur Teknologi, Citi Indonesia Bagikan Saran Berinvetasi Saat Pandemi Kredit Foto: Citi Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Inovasi digital dalam bidang perbankan bisa dilihat dari geliat institusi perbankan yang mengembangkan berbagai produk dan layanan digital demi memaksimalkan nilai lebih yang diberikan bagi para nasabah.

        Dalam bidang pengelolaan kekayaan, misalnya, bimbingan investasi dari Relationship Manager bersama konsultan investasi mengalami peralihan. Layanan yang biasa dilakukan secara tatap muka beralih kepada pemanfaatan fitur-fitur teknologi, seperti komunikasi langsung melalui telepon genggam dan layanan digital lainnya.

        Di Citi Indonesia, melansir dari siaran resminya, Rabu (23/02) transformasi digital diwujudkan melalui Virtual Remote Engagement, e- Financial Needs Analysis, dan LiveBank yang juga tersedia bagi nasabah yang mempercayakan pengelolaan hartanya pada jasa Wealth Management Citi.

        Baca Juga: Awali Tahun Baru, Citi Indonesia Dinobatkan jadi Bank Global Terbaik di Tanah Air

        "Inovasi digital ini tercatat mendorong pertumbuhan hingga 17% untuk Assets Under Management (AUM) Citi Indonesia di tengah pandemi, dan meningkatkan investasi reksadana dan obligasi dari 20% di 2019 menjadi 60% secara konsisten di 2021," kata Head of Retail Banking Citi Indonesia, Steven Suryana.

        Ia lebih lanjut mengungkapkan dalam berinvestasi di masa pandemi, cermat memilih di tengah ketidakpastian tren berinvestasi sepanjang pandemi telah mengalami pergeseran, di mana para investor yang terbiasa “bermain aman” dengan berdeposito kini beralih kepada obligasi dan produk investasi lain dengan tingkat return lebih tinggi.

        Hal ini menurut Steven juga berarti bahwa ada tingkat risiko lebih tinggi yang dihadapi investor, sehingga diperlukan pengamatan secara berkelanjutan dan kewaspadaan tinggi terhadap siklus ekonomi yang tidak terduga.

        "Penting bagi perbankan untuk mencegah kerugian nasabah dalam layanan pengelolaan kekayaan yang mereka berikan," ujarnya.

        Namun, menurut Steven,para pelaku investasi juga harus cermat dan berhati-hati dalam memilih produk perbankan dan investasi yang paling tepat bagi dirinya. Setidaknya ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan utama dalam membuat keputusan investasi di masa pandemi, baik bagi investor maupun pihak pengelola kekayaan:

        1. Produk investasi yang sesuai kebutuhan

        Kondisi dan kebutuhan setiap individu pasti berbeda-beda. Nasabah keluarga muda yang berinvestasi untuk dana pendidikan anak dan nasabah yang berinvestasi untuk masa pensiun tentu memiliki kebutuhan yang berbeda. Demikian juga dampak pandemi yang dirasakan di berbagai elemen kehidupan dan perekonomian.

        Baca Juga: Menteri BUMN Dorong Perbankan Atasi Kesenjangan Ekonomi Nasional

        Steven menuturkan kebutuhan ini harus mendapatkan perhatian khusus baik dari nasabah maupun pengelola kekayaan suatu institusi perbankan. Identifikasi kebutuhan dan produk investasi apa yang paling sesuai saat ini lebih mudah dilakukan dengan adanya teknologi digital untuk mencari informasi sebanyak mungkin terkait berbagai produk investasi dan tingkat risikonya.

        "Tergantung profil nasabah, pengelola kekayaan juga dapat mempertimbangkan diversifikasi investasi dengan tingkat risiko yang disesuaikan," katanya.

        2. Pendampingan dalam melakukan investasi

        Terutama untuk investor pemula, pendampingan dari penyedia layanan pengelola kekayaan menjadi hal penting terutama untuk selektif dalam memilih investasi dan memberikan informasi terkini terkait investasi yang telah ditanamkan.

        Steven menjelaskan, institusi perbankan biasanya akan diwakili oleh seorang Relationship Manager dan tim konsultan investasi, yang akan memantau, melaporkan, dan menyarankan penyesuaian investasi pada nasabahnya.

        "Relationship Manager harus kompeten dalam menjelaskan berbagai hal terkait investasi dan proteksi kepada para nasabah. Dalam hal ini, Relationship Manager dan tim konsultan investasi Citi Indonesia telah mengantongi berbagai sertifikasi standar terbaik industri, seperti Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) untuk obligasi, Wharton Executive Education untuk reksadana, dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) untuk asuransi," imbuhnya.

        3. Kualitas layanan pengelolaan kekayaan

        Pada praktiknya, terutama selama masa pandemi, lembaga perbankan banyak mengalami keterbatasan untuk bertemu nasabah secara langsung. Saat ini, nasabah dapat memahami dan menilai kualitas layanan pengelolaan kekayaan dari institusi perbankan dengan memantau market update dan berbagai informasi yang diberikan melalui kanal digital.

        Baca Juga: OJK Sumbagut Sebut Akhir Tahun 2021 Sektor Perbankan Terpantau Stabil

        "Sebagai pelopor pengelolaan kekayaan di Indonesia, Citi Indonesia berkomitmen untuk mendukung para nasabah melalui berbagai produk dan layanan, kegiatan edukasi, dan beragam inovasi digital."

        "Citi Indonesia juga terus bekerja sama dengan para manajer investasi untuk menerbitkan produk-produk baru guna semakin mengoptimalkan kegiatan pengelolaan kekayaan para nasabah. Semua hal tersebut dilakukan untuk memudahkan dan mengoptimalkan pengelolaan kekayaan para nasabah," tambah Steven.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: