Peneliti Ini Beberkan Efek Tak Langsung Perang Rusia Ukraina ke Indonesia! Apa Saja?
Invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina dapat berdampak secara tidak langsung bagi ekspor impor Indonesia.
Pasalnya kedua negara yang sedang konflik tersebut memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap ekspor impor dari negara yang juga menjadi lokasi Indonesia untuk melakukan ekspor ataupun impor yaitu China.
Baca Juga: Cuitan Jokowi Soal Konflik Rusia dan Ukraina Dinilai Kurang Menggelegar, Pengamat: Ambyar!
Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, ekspor Indonesia ke Rusia maupun Ukraina memiliki porsi yang sangat kecil yaitu 0,6 persen dan 0,1 persen dari total keseluruhan impor Indonesia.
Sementara itu untuk ekspor kedua negara tersebut memiliki porsi yang sama yaitu di posisi 0,7 persen dari total keseluruhan ekspor nasional.
"Kalau kita lihat memang enggak besar satu persen juga enggak nyampe ekspor kita langsung ke dua negara tersebut, namun rusia dan ukraina yang memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan China," ujar Heri dalam diskusi virtual, Rabu (2/3/2022).
Dengan besarnya ketergantungan Rusia dan Ukraina terhadap China yang merupakan rekanan dagang Indonesia. Maka apabila kedua negara tersebut mengurangi Impor dari China maka akan berdampak bagi Indonesia.
"Dampak tidak langsung apabila Rusia mengurangi impor dari China maka ini akan sedikit banyak terdampak bagi Indonesia karena China juga merupakan salah satu destinasi utama ekspor indonesia," ujarnya.
Lanjutnya, dampak negatif yang disebabkan secara tidak langsung dari perang tersebut terlihat dari posisi Rusia sebagai penghasil minyak dan gas yang sebagian besar di ekspor ke China.
Setelah itu kedua bahan mentah tersebut diolah untuk dijadikan input produksi bagi pabrik di negeri tirai bambu. Melihat besarnya porsi ekspor Indonesia ke China maka perang tersebut membuat rekan dagang Indonesia terganggu.
Baca Juga: Sekutu Arab Kian Kecewa dengan Amerika, Alhamdulillah Untung Rusia Terbukti Setia
"Rusia yang merupakan negara penghasil minyak dan gas, dimana dia mengekspor minyak dan gas ke China dan di China migas dijadikan input produksi bagi pabrik di China tapi karena itu terganggu maka pabrik di China juga nanti sedikit banyak mengalami gangguan sehingga ekspor kita atau perdagangan kita ke China baik ekspor maupun impor itu mengalami gangguan," jelasnya.
Maka dari itu, Indonesia sudah seharusnya mencari alternatif untuk mencari lokasi ekspor maupun impor. Pasalnya meskipun tidak terlibat secara tidak langsung namun Indonesia masih mengandalkan beberapa bahan mentah dari rusia.
"Kita perlu cari alternatif untuk melakukan perdagangan dengan negara yang relatif tidak rawan konflik, kan biasanya negara itu mencari mitra ekonomi yang risiko konfliknya sedikit, yang risiko konfliknya tinggi hubungannya dikurangi atau tidak terlalu banyak baik dagang, investasi dst, ya memang karena rusia ini punya peranan strategis terhadap suplai energi dan pangan ya dampak tidak langsungnya akan terlihat di situ," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: