Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cara Bos Protergo Tingkatkan Kepedulian soal Cyber Security

        Cara Bos Protergo Tingkatkan Kepedulian soal Cyber Security Kredit Foto: Protergo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Serangan siber di Indonesia terus meningkat. Di Indonesia sendiri, menurut OJK, tercatat pada tahun 2020 dan 2021, kerugian akibat serangan siber pada sektor perbankan telah mencapai Rp 246 miliar. Tercatat bahwa terdapat 190 juta serangan siber dari Januari sampai Agustus 2020, yang berarti empat kali lebih banyak dibandingkan serangan di 2019 yaitu 39 juta.

        Data dari Global Cybersecurity Index (GCI) 2020 yang didasarkan atas konsep lima kategori penilaian atau dinamakan The Five Pilars of GCI Framework yaitu legal, technical and procedure, organizational, capacity building, dan international cooperation, juga menunjukkan bahwa posisi keamanan siber Indonesia berada pada peringkat 24 dengan skor 94,88, jauh berada di bawah Singapura maupun Malaysia yang berada pada posisi 4 (98,52) dan 5 (98,06).

        Selain itu, berdasarkan laporan National Cyber Security Index (2021), Indonesia berada pada urutan ke-5 dari 10 negara ASEAN dengan skor indeks 38,96 dan berada di urutan 77 dari 160 negara yang masuk dalam analisa NCSI tahun 2020.

        Baca Juga: Sering Terjadi Serangan Siber, Apakah Indonesia Lingkungan Aman untuk Menjelajahi Dunia Maya?

        Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu perusahaan cyber security di Indonesia, Protergo, hadir menjadi solusi. Didirikan pada 2018 silam, Protergo didirikan oleh sekelompok pengusaha teknologi seperti Otto Toto Sugiri dan Marco Cioffi, ahli di bidang cyber security dengan latar belakang pendidikan di MIT.

        Dalam wawancara eksklusif dengan tim Warta Ekonomi, Rabu (23/02) Marco selaku Co-Founder Protergo mengatakan Indonesia punya potensi besar dalam mengembangkan cyber security. Hal itu menurutnya termasuk dalam pengembangan sumber daya manusianya dan bisnis agar dikenal dunia.

        Lantas, apa saja yang dilakukan Protergo agar mencapai tujuan tersebut? Berikut cuplikan wawancara dengan Marco Cioffi.

        Mengapa Anda memilih mendirikan Protergo di Indonesia? 

        Pada waktu itu saya bertemu dengan salah satu mentor saya yang baik banget, yaitu Bapak Toto Sugiri dari DCI Indonesia, kemudian kami ngobrol-ngobrol di kafe tiga tahun lalu dan berdiskusi tentang kenapa di Indonesia punya banyak sekali anak-anak muda yang bertalenta tapi untuk services (IT service) kita masih harus impor dari negara lain. 

        Nah, kami melihat dari India sendiri contohnya mereka bisa berhasil dan sukses untuk export IT services ke seluruh dunia. Jadi kenapa kalau misalnya India bisa, tapi Indonesia tidak bisa? Dari situ kami berdiskusi dan berpikir kalau misalnya kita bisa export world dari IT servis kita, maka ujung-ujungnya kita dan pemerintah juga bisa mendapat untung kan, baik dari sisi mendapatkan pajak yang lebih serta untuk masa depan. Hal itu karena kami merasa juga punya porsi dalam melatih generasi muda Indonesia.

        Kami saat itu juga ingin melihat generasi-generasi muda bisa sukses kemudian memiliki jiwa entrepreneur yang pada ujungnya diharapkan semua generasi muda yang dilatih Protergo ataupun DCI memiliki passion untuk melatih generasi muda dan kami juga senang untuk melihat hasil-hasil didikan kami bisa sukses di bidang IT dan juga menjadi entrepreneur yang ujung-ujungnya akan memberikan keuntungan lebih juga secara umum baik dari sisi pemerintah ataupun secara Indonesia keseluruhan. 

        Sepertinya banyak pembaca belum mengetahui dan penasaran dengan status kewarganegaraan Anda, apakah dengan mendirikan Protergo artinya Anda berniat menetap di Indonesia?

        Saya sendiri berasal dari Italia dan kini saya punya istri dari Manado, jadi istri saya adalah orang Indonesia. Sejauh ini kami tidak membuat rencana untuk keluar dari Indonesia atau pergi dari Indonesia karena sebenarnya gol saya adalah untuk membangun perusahaan yang memberikan Indonesia ekspor cyber security terbaik di Asia Tenggara.

        Jadi untuk saya sendiri akan menetap di Indonesia agar Protergo menjadi perusahaan yang pada akhirnya akan membuat Indonesia bisa ekspor the best security cyber, security services di Asia Tenggara jadi tidak cuma di Indonesia tapi juga harapannya bisa ekspor untuk cyber security service dari Indonesia ke Asia Tenggara.

        Setelah meresmikan Graha Protergo Januari lalu, apa target Anda ke depannya? Lalu bagaimana Anda mencapai target tersebut? 

        Targetnya sendiri untuk naik double digit di setiap tahunnya karena dalam tiga tahun kami bisa mencapai 1000 persen, dan juga harapan kami dalam setahun atau dua tahun ke depan kami selalu mengalami pertumbuhan 100 atau 200 persen. Kalau misalnya untuk tahun lalu kami mencapai 250% pertumbuhan. Untuk apa yang saya lakukan sebenarnya tidak ada rahasia di baliknya, yang saya lakukan hanya passion untuk selalu menempatkan klien sebagai prioritas, dan kedua juga passion untuk melatih atau mencoba untuk mengembangkan generasi-generasi muda yang ada di Indonesia.

        Jadi visi dari Protergo adalah dalam mendirikan company adalah yang pasti harus membuat klien-klien kami happy atau senang dan juga membuat karyawan atau orang-orang yang ada di dalam Protergo sendiri nyaman. Jadi mungkin itu rahasia yang dilakukan dari passion dalam melatih generation dan juga selalu membuat klien menjadi prioritas. Jadi itulah apa yang saya lakukan agar bisa mencapai pertumbuhan sebanyak itu.

        Juga kemudian cara untuk mencapainya, kami selalu golnya adalah untuk protect financial institution di Indonesia dan kami juga ingin melakukan ekspansi. Dari Graha Protergo sendiri salah satunya adalah dengan membuat mobile aplikasi yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini.

        Menurut Anda bagaimana perbedaan Protergo sebelum dan sesudah adanya Graha Protergo dari sisi peforma? 

        Setelah Graha Protergo hadir, pertama kami menemukan banyak sekali ketertarikan dari perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengunjungi Graha Protergo. Di situ kami akan menjelaskan juga bagaimana caranya cyber security bekerja dan atau bagaimana cara dari mana asalnya serangan serangan cyber security yang ada selama ini.

        Kemudian setelah mereka mengunjungi kantor akhirnya mereka bisa tahu bagaimana flow-nya dari cyber security sendiri dan akhirnya mereka juga memiliki pikiran lebih memfokuskan diri untuk memiliki proteksi dan keamanan sibernya. Kedua, kami juga punya satu tempat secara umum untuk menyatukan blue team dan red team secara integritas jadi kami mengintegrasikan blue team yang fokus untuk bertahan dan red team yang fokus untuk menyerang. Dari sisi cyber security, kami integrasikan dalam satu tempat yakni di dalam Graha Protergo, dan harapannya bisa expand di lokasi-lokasi lain untuk memperkuat cyber security infrastruktur yang ada di Indonesia.

        Dari data Protergo sejauh ini sudah berapa banyak klien yang masuk dalam ekosistem Protergo?

        Berdasarkan data yang kami punya, saat ini klien kami sebanyak 80 lebih klien. Kebanyakan dari financial sector dan kemudian juga ada ekonomi, perbankan, finansial, telekomunikasi, e-commerce, dan ritel. Dalam setahun terakhir kami juga akan expanding, jadi kami tidak hanya berfokus di sektor-sektor finansial, telekomunikasi, data center, tapi kami juga ingin fokus ke sektor lain seperti insurance. Jadi ke asuransi, terus kemudian logistik dan lainnya. Jadi itu adalah portofolio dari klien kami.

        Melihat tren teknologi yang kian berkembang, serta banyak perusahaan keamanan siber di Indonesia, apa tantangan terberatnya? Bagaimana Anda sebagai CEO melewatinya?

        Beberapa konsern kami ada dua, pertama awareness dari kesadaran masyarakat terhadap cyber security yang masih kurang. Kemudian yang kedua lebih ke training, hanya saja kualitas untuk human resource yang ada di Indonesia untuk mencari potensi masih sulit, sementara Indonesia juga punya potensial yang bagus karena punya banyak generasi muda yang bagus dan kualitas terbaik dari fresh graduate atau orang-orang yang baru lulus dari universitas.

        Jadi, kalau lebih diberi perhatian sebenarnya tidak kalah juga kualitasnya dari Amerika ataupun dari Eropa, dan kami juga butuh bantuan dari media untuk menjelaskan ke publik mengenai pentingnya cyber security juga karena cyber security merupakan hal yang penting karena data juga sekarang menjadi komoditas yang sangat besar jadi banyak orang mengeksploitasi data.

        Kami butuh teman-teman media untuk memberi wawasan lebih lanjut bahwa cyber security penting dan dari sisi training atau pelatihan yang kami juga akan berikan juga melakukan kerja sama di banyak universitas. Jadi, kami melakukan kerja sama dengan Binus, juga President University untuk melatih generasi-generasi muda agar memiliki human resources atau kualitas dari generasi-generasi ini bisa kompeten di bidang cyber security dan pada ujungnya adalah untuk dapat meningkatkan kesiapan Indonesia dan kualitas di Indonesia bisa mengekspor IT Service.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nuzulia Nur Rahma
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: